Semarang, tvOnenews.com - Tingginya harga jagung sebagai bahan pakan utama ayam petelur dikeluhkan oleh peternak ayam petelur (layer), dimana saat ini harga jagung mencapai Rp.6.200 per kilogramnya.
Ketua Presidium Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso mengatakan, bahwa anggota Pinsar tidak hanya ada di UMKM atau peternak dengan kapasitas 11 ribu, namun juga peternak menengah dan besar. Semua peternak ini harus diwadahi karena tantangan dalam peternakan ayam petelur semakin besar.
" Kita ambil salah satu permasalahan yang dihadapi saat ini adalah harga jagung. Dimana saat ini harganya sudah diatas Rp. 6 ribu jika sebelumnya harga jagung dibawah Rp. 5 ribu. Dan diperkirakan harganya akan terus naik, karena saat ini belum mencapai titik kritis," ungkapnya saat dijumpai pada Kamis (5/10/2023).
Ditambahkan oleh Yudianto Yosgiarso, Dalam Rembuk Nasional, Telur dan Jagung Peternak 2023, diungkapkan permasalahan jagung menjadi salah satu hal yang mendesak karena jagung menjadi pakan utama ayam petelur dan memegang 50 persen dari angka produksi.
" Salah satu solusi untuk mengatasi ini kita meminta ke Pemerintah untuk ada campur tangan disini. Kita ingin adanya ketersediaan jagung bagi industri, dan harga yang baik. Di industri ayam petelur pakan memegang 80 persen biaya produksi dimana 50 persennya merupakan jagung," imbuhnya.
Dilanjutkan oleh Yudianto Yosgiarso, hasil dari Rembuk Nasional tersebut menghasilkan kesepakatan bersama, bahwa kalangan peternak memohon pemerintah segera impor jagung sebagai langkah cepat mengatasi masalah kelangkaan pakan ayam.
" Pemerintah harus membuka keran impor jagung melalui Bulog. Secepatnya. Paling lambat November 2023 untuk menjaga keberlangsungan ternak ayam (layer). Pemerintah sedikitnya dapat merealisasikan impor jagung sebanyak 304.000 ton untuk mengahadapi masa paceklik panen tiga bulan kedepan, masing-masing 184.000 ton untuk peternak skala menengah-atas dan 120.000 ton untuk peternak skala UMKM," terangnya.
Load more