Rembang, tvOnenews.com - Petani garam di Desa Dasun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, mengeluhkan kondisi aliran Sungai Dasun yang diduga tercemar limbah lantaran air yang mengalir dari aliran sungai berwarna keruh dan berbusa.
Meski diduga tercemar, air dari aliran Sungai Dasun masih tetap digunakan para petani garam untuk produksi garam di area tambak mereka.
Para petani menduga aliran air di Sungai Dasun tercemar limbah yang disinyalir dari hasil pembuangan limbah industri yang berada di kawasan Sungai Dasun. Tak hanya dikeluhkan karena air tercemar, namun kondisi ini juga berdampak pada puluhan hektare tambak garam yang menurun kualitasnya.
Tak hanya itu, akibat pencemaran air Sungai Dasun ini menjadikan tumbuh kembang ikan dan udang yang berada di sekitar tambak menjadi melambat dan mati.
Terkait hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Rembang bakal menindaklanjuti dengan turun ke lokasi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rembang, Ika Himawan Affandi, mengaku belum mendapat laporan dari para petani tambak di Desa Dasun, Lasem, terkait adanya pencemaran limbah cair.
Namun, kata Himawan Affandi, secepat mungkin pihaknya akan menelusuri dugaan pencemaran di kawasan tambak Desa Dasun, Kecamatan Lasem.
“Nanti akan ada 3 tim dari 3 bidang, yaitu bidang pencemaran dan kerusakan lingkungan, bidang pengaduan, perencanaan dan pengawasan, dan bidang pengolahan sampah dan kapasitas peningkatan lingkungan. Tiga bidang ini nanti kita ajak untuk meninjau lokasi,” lanjut dia.
Himawan Affandi menambahkan, pihaknya berencana mengambil sampel air dari aliran Sungai Dasun terlebih dahulu untuk dilakukan pengetesan. Hal ini untuk mengetahui secara pasti kandungan pada kadar air.
“Yang pertama mungkin kita akan ambil sampel. Airnya kita laboratkan kandungannya apa, baru kta mengetahui sumber limbahnya darimana,” ungkapnya.
Diduga air yang mencemari tambak milik warga bukan berasal dari limbah industri tapi dari usaha rumahan warga yang ada disekitar Sungai Dasun.
“Kalau di daerah Dasun kemungkinan tidak ada industri pengolahan ikan atau industri yang membuang limbahnya ke laut. Daerah situ kemungkinan dari kali Bagan yang kemungkinan berasal dari limbah batik yang dibuang di kali Bagan, ini baru dugaan sementara,” ujarnya.
“kemungkinan itu karena ini musim kemarau jadi tidak ada guyuran air. Ini otomatis nanti limbahnya tidak lari ke laut tapi diambil oleh petani tambak untuk dijadikan bahan baku tambak,” pungkasnya. (arm/buz)
Load more