"Jangan sampai nanti ketika destinasi pariwisata super prioritas Borobudur ini dengan kehadiran banyak negara ke sini terkikis budaya setempat," katanya.
Direktur Perlindungan Kebudayaan Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Judi Wahjudin mengatakan pelestarian Candi Borobudur membutuhkan pendekatan multidimensi.
Oleh karena itu, imbuhnya, penelitian lintas disiplin ilmu menjadi krusial, bukan hanya arkeolog, tetapi ahli lingkungan, insinyur struktural, pakar konservasi, sosial budaya, dan banyak disiplin ilmu lain harus bekerja sama menggali wawasan dari berbagai perspektif untuk solusi menyeluruh.
Menurut dia, sinergi antardisiplin ilmu bisa mewujudkan strategi konservasi yang lebih holistik.
Hal tersebut mencakup aspek fisik, bangunan, dampak lingkungan, dinamika sosial dan faktor lainnya.
Ia mencontohkan teknologi modern dari ilmu rekayasa bisa dipadukan dengan metode tradisional dan wawasan ekologis untuk menghasilkan solusi konservasi yang inovatif dan berkelanjutan.
Ia mengatakan dampak sosio kultural pelestarian Candi Borobudur juga berkaitan erat dengan model pemanfaatan.
Load more