Semarang, tvOnenews.com - Kebakaran Gunung Merbabu yang terjadi pada tanggal 27 hingga 29 Oktiber 2023 lalu, memberikan dampak pada masyarakat sekitar Gunung Merbabu maupun habitat satwa liar di wilayah tersebut.
Kebakaran yang membakar lebih dari 400 hektar lahan dan hutan di Gunung Merbabu, membawa dampak kehidupan satwa liar baik langsung ataupun tidak langsung. Dampak langsung berupa kematian beberapa satwa, dampak tidak langsung berupa rusaknya habitat satwa liar.
Plt Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Nurpana Sulaksono mengatakan, terkait hal tersebut, Balai Taman Nasional Gunung Merbabu akan melakukan pengukuran dampak kerusakan pasca kebakaran hutan, dan akan melakukan kegiatan pemulihan ekosistem.
" Benar dalam kegiatan Mob Up, untuk memastikan api benar padam. Terdapat satwa yang mati akibat kebakaran," terang Nurpana Sulaksono saat dihubungi, Rabu (1/11/2023).
Dikatakan lebih lanjut oleh Nurpana, dari laporan yang didapat Sejauh ini, satwa mati yang ditemukan ada kijang (Muntiacus muntjak) yang mati di wilayah hutan BTNGMb di Kabupaten Semarang. Dan seekor primata macaca fascicularis, yang ditemukan di kawasan BTNGMb, di wilayah Kabupaten Boyolali," imbuhnya.
Sementara itu, terkait dengan luasan hutan dan lahan yang terbakar, Nurpana menyampaikan, luasan hutan dan lahan BTNGMb yang terbakar di wilayah Kabupaten Semarang, total mencapai 489,8 hektar.
Sementara kawasan hutan dan lahan BTNGMb di wilayah Kabupaten Boyolali yang terbakar total mencapai 191,7 hektare dan di wilayah Kabupaten Magelang luas total mencapai 167 hektar.
“ Total luasan ini merupakan perkiraan indikatif atau sementara yang dihitung berdasarkan berdasarkan lokasi hotspot serta laporan langsung personel yang melaksanakan monitoring di lapangan,” pungkasnya. (abc/buz)
Load more