Cilacap, tvOnenews.com - Meski hujan sudah turun, warga di 84 Desa, 20 Kecamatan di Cilacap, Jawa Tengah masih alami kekeringan. Kamis (16/11/2023).
Warga harus beli air galon untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), bahwa masih banyak warga yang masih membutuhkan air bersih dampak dari kekeringan yang cukup panjang ini.
Jumlah warga yang terdampak kekeringan ini ada sekitar 17.933 KK, 53.849 Jiwa yang tersebar 20 Kecamatan di Kabupaten Cilacap.
"Ada sekitar 53.849 KK, yang tersebar di 84 Desa, 20 Kecamatan yang masih mengalami kekeringan dan membutuhkan air bersih," ujar Erna Suharyati, PLT Kepala Pelaksana BPBD Cilacap, kepada tvOnenews.com, Kamis (16/11/2023).
Bantuan air bersih yang disalurkan kepada warga ini bukan hanya datang dari pihak pemerintah Cilacap, namun bantuan air besih juga datang dari gabungan CSR Kabupaten Cilacap, salah satunya adalah PT Artikanagara, yang saat ini tengah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 4 mobil tangki dengan jumlah 16.000 liter air bersih.
Kedatangan bantuan air bersih ini sangat dinanti oleh warga di salah satu desa yang masih alami kesulitan air bersih, yaitu Desa Rawajaya, Kecamatan Bantarsari.
Warga Desa tersebut dengan berduyun-duyun serbu mobil tangki yang membawa air bersih, dengan membawa alat seadanya seperti ember, galon, tangki kecil untuk menampung air bersih.
Menurut warga hingga saat ini mereka masih kesulitan air bersih, hujan yang turun beberapa hari yang lalu masih belum bisa memasok kebutuhan air warga.
Mereka menceritakan bahwa air yang ada di sumur mereka kondisinya tidak layak untuk di konsumsi.
Air yang ada cukup keruh dan kotor, adapula air dalam sumur yang mengeluarkan bau serta berwana hijau dan kuning. kondisi seperti ini sudah sering dialami mereka saat musim kemarau terjadi di wilayah mereka.
Mereka mengaku untuk kebutuhan masak dan minum mereka harus membeli air galon yang dijual di warung-warung dengan harga Rp. 5000/galon setiap harinya.
"Kita harus membeli air galon dengan harga Rp5000, untuk memasak dan minum. Air di sumur warga kotor, keruh dan berwarna," tambah Satinah, warga terdampak kekeringan.
Air bantuan yang didapatkan mereka, dari bantuan pemerintah ataupun CSR, akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan kakus.
Warga berharap kepada pihak pemerintah terkait ada penanganan khusus bagi bencana kekeringan ini, pasalnya hampir setiap musim kemarau desa mereka selalu kesulitan air. (Isa/Dan)
Load more