Pati, tvOnenews.com - Hari kedua kemacetan puluhan kilometer di jalur Pantura Pati-Rembang, Jawa Tengah, masih terjadi.
Kemacetan parah terjadi mulai dari Jalur Lingkar Selatan (JLS) Ngantru, Pati hingga wilayah Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Kemacetan akibat perbaikan jalan di Kecamatan Batangan, Pati, ini dikeluhkan para sopir karena biaya makan dan BBM menjadi membengkak.
Pantauan di lapangan Jumat (17/11/2023) pagi, dari arah barat atau Semarang, kemacetan panjang kendaraan besar masih terjadi dari Jalan Lingkar Selatan (JLS) Ngantru, Pati sampai perbatasan Rembang.
Sementara dari arah timur atau Rembang, kemacetan terjadi dari wilayah Kecamatan Lasem sampai perbatasan Pati.
Kemacetan sepanjang kurang lebih 40 km ini disebabkan karena perbaikan jalan di wilayah Kecamatan Batangan, Pati.
Pekerjaan penggantian beton jalan ini sudah berlangsung hampir dua tahun, namun pekerjaannya tak kunjung selesai.
Di sepanjang jalan pantura di Desa Raci hingga Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan, Pati, sejumlah bangunan beton sudah dibongkar, namun tidak segera di lakukan pengecoran. Bahkan terlihat pekerjaan terhenti dan tidak ada satupun pekerja di lapangan.
Selain perbaikan jalan pantura, penyebab jalur pantura Pati-Rembang macet panjang akibat bahu jalan yang juga rusak setelah diguyur hujan deras dua hari terakhir.
Para sopir tidak berani melewati bahu jalan, karena mereka takut terguling karena jalan rusak dan ambles jika dilewati beban berat. Kondisi ini membuat kendaraan berat harus antri melewati satu lajur secara bergantian.
“Di wilayah pantura Pati tepatnya di wilayah Batangan saat ini ada pekerjaan jalan. Di mana satu lajur dikerjakan betonisasi, kemudian satu lajur yang tidak diperbaiki digunakan untuk jalur dari surabaya. Sementara dari arah semarang menggunakan bahu jalan,” ujar Kasat Lantas Polresta Pati, Kompol Asfauri.
“Kemarin ada hujan sehingga ada penurunan bahu jalan. Sehingga hal itu menyebabkan kelambatan arus lalu lintas karena sopir berjalan pelan pelan dan hati takut terguling bahu jalan yang ambles,” lanjut dia.
Para sopir yang terjebak macet di jalur pantura Pati-Rembang, terpaksa mematikan mesin untuk menghemat BBM. Sembari menunggu kemacetan, sopir memanfaatkan waktu untuk membersihkan kendaraan mereka dari debu dan kotoran.
“Terjebak macet sejak tadi malam. Ya ini daripada nganggur, bersih-bersih truk, ngelap kaca atau kabin truk agar tidak kelihatan kotor. Jenuh kalau hanya diam di dalam truk,” ujar Wandi, salah seorang sopir truk dari Tangerang tujuan Sidoarjo, Jatim.
Selain mengalami kerugian waktu, Wandi mengaku harus mengeluarkan biaya makan hingga dua kali lipat.
Pasalnya lokasi kemacetan jauh dari warung makan, sementara ada oknum penjual makanan keliling yang mencari kesempatan dengan menaikkan harga.
“Macet ini ya bikin rugi waktu, kalau biasanya dua hari sampai, sekarang molor jadi tiga hari. Kalau makan juga susah karena jauh dari warung. Ada penjual makanan keliling, tapi harganya naik dua kali lipat,” keluhnya.
Untuk mengurai kemacetan, petugas Satlantas Polresta Pati menempatkan anggota di lokasi kemacetan untuk melakukan pengaturan lalu lintas dan melakukan rekayasa lalu lintas dengan mengalihkan kendaraan kecil dan mobil pribadi untuk melewati jalur alternatif yang sudah disiapkan.
Pengendara mobil tidak bermuatan berat diarahkan untuk melewati jalur alternatif lewat pertigaan Sampang menuju Jakenan-Jaken-Sumber dan tembus menuju Rembang Kota. (Arm/Dan)
Load more