Temanggung, tvOnenews.com - Dampak kemarau panjang yang terjadi di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah dalam beberapa bulan terakhir sangat dikeluhkan oleh para petani cabai.
Pasalnya, tanaman cabai milik para petani di Temanggung menjadi rusak, mulai dari cabai yang tak berbuah maksimal, buah cabai layu dan busuk, bahkan banyak pohon cabai yang mati.
Akibatnya, para petani pun mengalami gagal panen dengan kerugian yang tak sedikit.
Supardi, salah satu petani cabai mengatakan, selain faktor kemarau panjang, kondisi ini juga diperparah dengan mahalnya harga obat-obatan serta pupuk cabai di pasaran, hal tersebut tentu semakin memberatkan para petani lantaran tidak mampu memberi pupuk secara maksimal terhadap tanaman cabai yang mereka tanam, padahal obat-obatan dan pupuk tersebut dianggap dapat mengobati pohon cabai yang rusak dan layu agar kembali sehat dan bisa berbuah secara maksimal, sehingga para petani bisa mendapatkan hasil panen cabai yang maksimal.
Kondisi tersebut mengakibatkan stok cabai dari petani kepada para pengepul atau penjual cabai mengalami kelangkaan.
Hal inilah yang membuat harga cabai di pasaran naik bahkan secara signifikan, karena kurangnya stok cabai dari petani.
"Naiknya harga cabai ini disebabkan oleh kemarau yang panjang Mas, sehingga tanaman cabai hanya berbuah sedikit, terus kadar air pada cabai juga berkurang. Selain itu mahalnya harga obat-obatan dan pupuk tanaman cabai juga jadi penyebab naiknya harga cabai di pasar, kita gak mampu beli pupuk dan obat-obatan secara banyak karena mahal, padahal pohon cabai bisa sehat lagi kalau dapet pupuk dan obat-obatan secara cukup," kata Supardi.
Di Temanggung sendiri, harga cabai rawit kini tembus di angka Rp80.000 (delapan puluh ribu rupiah) per kilogram, dari harga semula hanya 20.000 (dua puluh ribu rupiah) per kilogram, sedangkan cabai kriting merah dari 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah) menjadi 70.000 (tujuh puluh ribu rupiah) per kilogram, dan cabai keriting hijau berada di angka 45.000 (empat puluh lima ribu rupiah) per kilogram dari harga semula 30.000 (tiga puluh ribu rupiah) per kilogram.
Hal tersebut sangat disayangkan oleh para petani, di mana yang seharusnya petani dapat meraih untung di tengah tingginya harga cabai di pasaran, namun para petani cabai di Temanggung hanya bisa gigit jari lantaran tanaman mereka mengalami gagal panen akibat kemarau panjang dan mahalnya harga obat-obatan serta pupuk di pasaran.
Dengan kondisi ini, para petani cabai di Temanggung, Jawa Tengah hanya bisa berharap pada pemerintah agar harga pupuk dapat kembali normal, sehingga petani mampu membeli pupuk guna memecahkan masalah yang tengah mereka hadapi. (Pro/Dan)
Load more