Hal yang sama dikatakan Wartini seorang perajin tempe, bahwa kondisi saat ini sangat memberatkan para perajin tempe.
“Harga kedelai memang masih bisa dibeli, tetapi repot untuk ekonomi kita dan sekarang produksi kita anjlok hampir 50 persen,” ujarnya.
Wartini menambahkan, biasanya menghabiskan 3 kuwintal per hari untuk produksi tempe. Namun setelah harganya naik, penggunaan kedelai menurun jadi 2 kuwintal per hari.
"Kita ambil jalan tengahnya, paling ya begitu memperkecil ukuran dikurangi 1 centi agar tetap bisa produksi," ucap Wartini.
Meski harga kedelai terus mengalami kenaikan, hingga saat ini pihaknya belum berencana menaikkan harga jual dan tetap menjual tempe dengan harga normal yakni Rp 2,500 per potong, dengan ukuran tebal 2,5 cm, panjang 21 cm dan lebar 6 cm.
"Kalau kita belumlah menaikkan harga, karena di pasar juga daya beli masyarakat juga sudah turun. Kita lihat saja di setiap pasar sekarang sudah mulai sepi," ucapnya.(ags/buz).
Load more