Banjarnegara, tvOnenews.com - Banyaknya lahan hutan yang beralih fungsi menjadi lahan pertanian, membuat kondisi lahan di kawasan dataran tinggi Dieng semakin kristis dan mengkhawatirkan.
Hal tersebut tentunya dapat menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat yakni potensi menimbulkan bencana alam seperti tanah longsor, banjir dan bencana kekeringan.
“Di Dieng kita tahu sekarang sudah jarang dan langka penanaman pohon akar keras, karena memang seluruh lahan disini sudah dialih fungsi menjadi tanaman yang sifatnya musiman atau pertanian,” ujar General Manager dari PT Geodipa Energi Unit Dieng, Herdian Ardi Febrianto, saat melakukan aksi tanam pohon bersama di area lokasi sumur produksi PAD 39 di Dusun Bitingan, Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Dieng, Banjarnegara, Jumat (01/12/23).
Menurutnya dengan kondisi tanah perbukitan dengan kemiringan 70 persen yang kini makin masif digunakan untuk lahan pertanian akan mengancam berbagai persoalan di Dataran Tinggi Dieng. Salah satunya yakni hilangnya sumber mata air.
“Ketersediaan air bersih saat ini tidak bisa dipungkiri semakin berkurang, untuk itu kita perlu istilahnya Ngerumat Tuk (menanam pohon),” katanya.
Pohon yang seharusnya menjadi penahan laju erosi, longsor, banjir telah banyak yang hilang. Sehingga perlu penghijauan kembali lahan-lahan yang ada di Dataran Tinggi Dieng.
"Ini adalah bagian dari niat baik kita, proses kegiatan geothermal bisa bermanfaat bagi lingkungan. Sehingga keberlangsungan lingkungan tetap bisa terkelola dengan baik," ujarnya.
Ia menjelaskan pada tahun 2023, pihaknya kembali melakukan penanaman sebanyak 2 ribu pohon keras dari berbagai jenis dilahan seluas 8 hektar yang tersebar dibeberapa titik di Dieng.
“Kita ikut bertanggungjawab untuk terus menjaga wilayah konservasi. Selama tahun 2023 sedikitnya Geodipa telah melakukan upaya konservasi dengan menanam 2 ribu pohon keras di lahan seluas 8 hektar,” jelasnya.
Kegiatan tanam pohon yang dilakukan setiap tahun ini bisa terus berjalan. Sehingga dapat ikut berkontribusi untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari kerusakan yang ada di wilayah pegunungan Dieng. (rbo/buz)
Load more