"Namun, saat pulang dari makam desa, warga tersebut melihat anak itu menjerit dan menangis sendiri sehingga ia berprasangka temannya anak yang menangis tenggelam," ungkap Budi.
Polisi lalu memintai keterangan bocah itu ternyata tidak bisa berbicara ( tuna wicara), dan dari keterangan pihak keluarganya, anak tersebut tidak pernah bermain bersama anak-anak seusianya.
"Intinya ada kesalahpahaman warga yang melaporkan ke polisi melihat tingkah anak yang ternyata diketahui memiliki kekurangan," jelas Budi.
Soal ramainya di media sosial, bocah yang dikabarkan tenggelam, justru asyik menonton proses pencarian, polisi menegaskan adalah hoax.
"Itu tidak benar, karena memang tidak ada identitas siapa bocah yang dikabarkan tenggelam. Kami minta masyarakat bisa bijak dalam menggunakan menggunakan media sosial," pungkasnya. (tho/buz)
Load more