"Hari ini juga ada rapat koordinasi di kantor Gubernuran dengan Kepala BMKG juga. Kita akan koordinasi apakah masih harus diperpanjang atau dialihkan ke kota lain," jelas Suharyanto.
Ia mengaku jika teknologi modifikasi cuaca ini sangat berharga dan bisa diterapkan baik ketika ada musim hujan maupun ketika terjadi kekeringan.
"Sifatnya, kalau musim hujan seperti ini, mengurangi dan mengalihkan turunnya hujan. Namun saat musim panas dan kekeringan itu TMC untuk mendatangkan hujan," jelasnya.
Kepala BNPB menjelaskan, penggunaan bahan semai untuk rekayasa cuaca, selama ini tidak ada efek samping.
"Tapi tentu saja kita tidak bisa mengatur alam secara terus menerus, jadi inipun dilakukan ketika diperlukan. Dengan TMC, sekarang hujan di Kota Semarang bisa dikurangi, tapi di belahan kota lain hujan kan dibutuhkan. Jadi harus dipertimbangkan secara matang, makanya BNPB selalu berkoordinasi dengan BMKG," terangnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan terima kasih kepada kepala BNPB dan BMKG dan jajaran yang mensupport saat terjadinya banjir di Ibu Kota Jawa Tengah.
"Teknologi Modifikasi Cuaca ini berlangsung selama lima hari operasi, yang mulai sejak Jumat hingga Rabu. Namun Pak Kepala BNPB tadi mengatakan jika masih dibutuhkan lagi maka akan berkoordinasi dengan BMKG. Tentunya kami berharap dengan adanya TMC Kota Semarang semakin berkurang intensitas hujannya dan tidak tinggi lagi," jelas Wali Kota. (tjs/buz)
Load more