"Apalagi Brebes sebagai pemasok utama bawang merah. Jadi Satgas Pangan melihat secara langsung kondisi. Baik di lapangan maupun gudang- gudang," kata Yulia, Senin (29/04/2024).
Dia menambahkan, harga bawang merah yang sempat mahal, dikarenakan adanya bencana, yakni pertama bencana kekeringan di November 2023, kemudian berlanjut adanya musibah banjir yang terjadi hingga bulan Februari yang lalu, sehingga menyebabkan produksi bawang merah sempat merosot.
"Kenaikan harga bawang merah karena dampak berkurangnya luas panen dan produksi akibat kekeringan bulan November yang berlanjut banjir sehingga penanaman mundur sehingga produksi berkurang. Ketika permintaan tetap namun ketersediaan rendah atau kecil maka harga mahal," ungkap Yulia.
Dari hasil pengecekan sejumlah gudang ada yang kosong tidak ada pasokan bawang merah. Sementara meski di gudang - gudang lainnya pasokan masih ada, itupun keluar masuk, tidak sampai ada penimbunan.
"Terlihat di gudang relatif kosong seperti ini artinya tidak ada penimbunan. Namun meski kosong bukan berarti tidak ada pasokan. Ternyata masih bisa mencukupi meskipun dengan cara mengumpulkan bawang dari para petani. Mudah-mudahan bulan Mei nanti semua sudah terpenuhi karena petani akan mulai memasuki masa panen," jelas Yulia.
Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Dian Alex Chandra menjelaskan, setiap hari tren harga bawang merah terus mengalami penurunan dan diperkirakan pada pertengahan Mei mendatang, harga mulai stabil.
"Jadi tidak sampai sebulan, atau pertengahan bulan Mei ini diperkirakan sudah normal di angka Rp 30.000 per Kg," pungkasnya. (tho/buz)
Load more