Brebes, tvOnenews.com - Harga bawang merah di pasaran yang masih melambung terjadi di sejumlah daerah, membuat Satgas Pangan Mabes Polri turun langsung ke Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang merupakan salah satu sentra penghasil bawang merah terbesar di Indonesia.
Apalagi beberapa hari lalu, di pasaran di ibukota Jakarta, harga bawang merah kualitas super sempat tinggi hingga menembus Rp 80 ribu per kilogram. Sementara di tingkat petani di Brebes meskipun tinggi, namun ini sangat berbeda jauh di pasaran.
Harga bawang merah di tingkat petani Brebes hanya pada kisaran Rp 40 ribu hingga 45 ribu per kilogram, untuk kualitas super.
Nampak, dari sejumlah gudang bawang merah, khususnya gudang - gudang yang ada di Pantura, tim Satgas Mabes Polri tidak terisi karena pasokan bawang merah kosong.
Meskipun, di gudang lainnya masih ada pasokan, itupun pasokan bawang merah terbatas. Selain itu, tim Satgas Pangan Bareskrim juga meninjau ke salah satu sawah yang ditanami bawang merah di Desa Jagalempeni, Kecamatan Wanasari.
Dari hasil penelusuran, diketahui jika pasokan bawang merah saat ini sudah mulai turun, yakni di kisaran Rp 35.000 hingga Rp 40.000 per kilogram (Kg) untuk kualitas bagus. Serta di bawah Rp 30.000 per Kg untuk bawang merah kualitas sedang.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Brebes Yulia Hendrawati membenarkan, Tim Satgas Pangan melakukan sidak untuk mengecek ketersediaan bawang merah di Brebes karena menjadi wilayah terbesar penghasil bawang.
"Apalagi Brebes sebagai pemasok utama bawang merah. Jadi Satgas Pangan melihat secara langsung kondisi. Baik di lapangan maupun gudang- gudang," kata Yulia, Senin (29/04/2024).
Dia menambahkan, harga bawang merah yang sempat mahal, dikarenakan adanya bencana, yakni pertama bencana kekeringan di November 2023, kemudian berlanjut adanya musibah banjir yang terjadi hingga bulan Februari yang lalu, sehingga menyebabkan produksi bawang merah sempat merosot.
"Kenaikan harga bawang merah karena dampak berkurangnya luas panen dan produksi akibat kekeringan bulan November yang berlanjut banjir sehingga penanaman mundur sehingga produksi berkurang. Ketika permintaan tetap namun ketersediaan rendah atau kecil maka harga mahal," ungkap Yulia.
Dari hasil pengecekan sejumlah gudang ada yang kosong tidak ada pasokan bawang merah. Sementara meski di gudang - gudang lainnya pasokan masih ada, itupun keluar masuk, tidak sampai ada penimbunan.
"Terlihat di gudang relatif kosong seperti ini artinya tidak ada penimbunan. Namun meski kosong bukan berarti tidak ada pasokan. Ternyata masih bisa mencukupi meskipun dengan cara mengumpulkan bawang dari para petani. Mudah-mudahan bulan Mei nanti semua sudah terpenuhi karena petani akan mulai memasuki masa panen," jelas Yulia.
Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Dian Alex Chandra menjelaskan, setiap hari tren harga bawang merah terus mengalami penurunan dan diperkirakan pada pertengahan Mei mendatang, harga mulai stabil.
"Jadi tidak sampai sebulan, atau pertengahan bulan Mei ini diperkirakan sudah normal di angka Rp 30.000 per Kg," pungkasnya. (tho/buz)
Load more