"Untuk pemdes saya buka isinya tiga ratus ribu, masa cuma segini Pak? Yang pantas saja, untuk bersih-bersih saja tiga orang selama tiga hari, belum petugas parkir, pengatur lalu lintas, apa pantas segitu?," lanjut kades.
Lebih lanjut, pemilihan lokasi di Desa Dorowati bukan permintaan kepala desa, namun dari manajer Brahmana Sanjaya yang berkomunikasi dengan salah satu warga bernama Apri untuk menjadi perantara.
"Manajer Brahmana Sanjaya meminta izin melalui Apri. Untuk pengobatan gratis kuotanya lima belas warga lokal Dorowati untuk acara selama tiga hari, jadi per hari lima orang. Bukan gratis untuk 30 orang warga kami. Saya sebagai kepala desa minta tambah, lalu dapat tambahan dua orang. Itu berbentuk kupon untuk pengobatan gratisnya," ungkap Kades.
Lalu pihak Brahmana Sanjaya menanyakan berapa yang harus diberikan ke pihak Pemdes Dorowati, Akhmad Muntoyib menjawab agar diberikan sepantasnya saja. Namun dikarenakan tidak ada kejelasan antara Brahmana Sanjaya dan kepala desa, akhirnya pihak Brahmana meminta nomor rekening milik kepala desa.
"Biar sama-sama enak Pak Kades. Saya enak, pak kades juga enak," ucap Akhmad Muntoyib menirukan obrolan dengan Brahmana.
"Ya sudah dua setengah juta. Itu atas desakan Brahmana karena menanyakan berkali-kali," katanya.
Dengan adanya unggahan video dari Brahmana Sanjaya, Kepala Desa Dorowati Akhmad Muntoyib menyayangkan dan sangat kecewa. Selain merugikan nama baik pribadinya, Desa Dorowati, dan Kabupaten Kebumen, ia menyayangkan karena warganya tidak bisa berobat karena pendaftaran melalui online, tidak bisa on site (di tempat).
Load more