Solo, tvOnenews.com - Sigit Nugroho Sudibyanto, seorang warga asal Colomadu, Karanganyar dan Arkaan Wahyu Re A, seorang mahasiswa Fakultas Hukum UNS, mengajukan permohonan uji materi ke Mahkamah Konstitusi atas undang-undang pemilihan kepala daerah. Khususnya terkait umur di pasal 7 ayat 2.
Diketahui dalam undang-undang pasal 7 ayat 2 huruf (e) tersebut tertera. Syarat batas usia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun untuk calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur serta 25 (dua puluh lima) untuk calon Bupati dan calon Wakil Bupati, serta Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota.
"Mas Sigit mengajukan permohonan uji materi terkait pemaknaan pasal 7 ayat 2. Jadi sejak kapan batasan umur dimulai dihitung. Mas Sigit mengajukan permohonan didasari oleh PKPU yang lama memang hitungan umur 30 atau 25 itu sejak didaftarkan," ujar kuasa hukum pemohon, Arif Sahudi, ditemui Senin (15/7/2024).
Sementara itu untuk Arkaan sendiri, dijelaskan Arif mengajukan permohonan uji materi undang-undang. Agar undang-undang pemilihan kepala daerah dihitung sejak penetapan calon.
"Jadi itu setelah daftar berkas lengkap terus ditetapkan. Mas Arkaan ini juga orang Solo asli, KTP Solo. Beliau mengajukan ini agar Mas Kaesang nanti menyalonkan di Walikota Solo," ungkap Arif Sahudi.
Arif lalu menjelaskan bahwa Arkaan menginginkan Kaesang jadi Wali Kota Solo. Tidak bisa tiba-tiba langsung ke Gubernur DKI atau di Jawa Tengah.
"Sehingga dengan uji materi ini dikabulkan. Maka mas Kaesang hanya bisa memenuhi syarat di Kota Solo, menjadi Wali Kota Solo," terang Arif.
Dilain pihak, Sigit Nugroho Sudibyanto menegaskan, bahwa dirinya memang mempunyai keinginan. Agar Kaesang tidak bisa mendaftarkan diri sebagai Calon Gubernur Jawa Tengah.
"Karena saya sendiri memang ada keinginan untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Tengah. Makanya disini tuntutan saya 30 tahun dimaknai saat pendaftaran sebagai calon gubernur," katanya.
Sigit berharap Kaesang yang baru akan berumur 30 tahun pada 25 Desember 2024 kelak tidak jadi untuk mencalonkan diri menjadi Gubernur Jawa Tengah.
"Jadi itu alasan politisnya. Kalau mas Kaesang ga jadi nyalon, peluang saya makin besar. Nanti kalau mencalonkan diri artinya udah pasti secara politikkan kita tau mas Kaesang akan diberikan previlage yang sama dengan mas Gibran," tandasnya. (ers/buz)
Load more