"Fenomena penumpukan sampah seperti ini karena TPA Pesalakan ditutup oleh masyarakat, yang kedua masyarakat belum sepenuhnya sadar bahwa sampai menjadi tanggung jawabnya sendiri, kemudian pengangkut-pengangkut sampah yang belum sadar bahwa sampah harus dimasukan ke TPS," kata Wiji.
Selain karena faktor penutupan TPA, Pihaknya juga menyoroti kurangnya kesadaran masyarakat yang sengaja membuang sampah di pinggir jalan.
"Seandainya kesadaran masyarakat ada, mereka tidak membuang sampah di pinggir jalan, jadi kesadarannya itu belum penuh," ungkapnya.
"Seandainya mereka sadar dengan kondisinya atau mungkin kondisi lingkungan di rumah atau dikeluarganya, dia akan membenahi dirinya sendiri," imbuh Wiji.
Dirinya menambahkan, bahwa Dinas Lingkungan Hidup berkomitmen penuh mengatasi permasalahan darurat sampah di Pemalang, salah satunya dengan membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang tersebar di beberapa tempat.
"Kita semua berupaya, DLH itu tidak pernah berhenti kita angkut dan ada pengolahan, Pak Bupati sudah berkomitmen salah satunya ada pembangunan TPST di Silarang, kemudian di Randudongkal, dan ada lagi di Ujung Gede, total ada 13 titik incenerator," pungkas Wiji. (mdh/buz)
Load more