Sukar mengaku sebelumnya tak ada kecurigaan terhadap rasa, bentuk dan aroma makanan tersebut.
“Kalau lontongnya saya nggak kepikiran (bikin keracunan), enak enak saja. Saya nggak makan satu bungkus, hanya tiga potong. Yang dua potong sama lauknya saya kasih anak saya, istri saya juga gitu. Anak saya ya sakit, ada tiga orang yang sakit di rumah kecuali anak saya yang kecil nggak mau makan, jadi ya aman,” terangnya.
Sementara itu, Kasi Kesejahteraan Desa Tluwah, Dewi Riyani, mengatakan telah melakukan sweeping pemeriksaan ke rumah rumah warga dan membuka posko pemeriksaan kesehatan darurat di Kantor Kepala Desa Tluwah.
“Setelah saya kroscek ke rumah sakit budi agung bersama teman teman perangkat desa memang banyak warga saya yang dibawa ke situ. Terus setelah dari sana kita kroscek lagi ke puskesmas, dari puskesmas cuma ada dua warga yang rawat jalan.
Terus akhirnya kita sweeping ke desa, khususnya di RT 1 karena kejadiannya disitu. Ternyata sudah banyak warga yang mengalami kondisi yang sama, yakni menggigil, demam, muntah muntah terus BAB dan banyak yang belum berobat,” ujar Kasi Kesejahteraan Desa Tluwah, Dewi Riyani.
Berdasarkan data Pemerintah Desa Tluwah, terdapat 138 warga mengalami keracunan. 14 orang di rawat di rumah sakit, 20 orang dirawat di puskesmas dan 97 orang memeriksakan diri ke posko kesehatan darurat di balai desa Tluwah.
“Total yang terdata itu 138 warga, 8 opname di RS Budi Agung, 18 orang di Puskesmas Juwana, 2 orang di RS Suwondo Pati, 4 orang di RS Mitra Bangsa. Per pagi ini 2 orang di Puskesmas Jakenan. Terus ada 97 itu periksa di posko kesehatan di balai desa,” ungkap dia.
Load more