Purworejo - Permasalahan proyek Bendungan Bener, yang dipicu kericuhan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah mendapat perhatian para petani di wilayah Kecamatan Ngombol, Purwodadi dan Bagelen yang akan menerima manfaat dari proyek bendungan tertinggi di Indonesia itu.
"Kami mendukung PSN Bendungan Bener. Harapan kami agar pembangunan bendungan terus berjalan hingga selesai," kata koordiantor aksi Aliansi Petani Purworejo Selatan, Kun Topik Ali Akbar saat berorasi dari mobil komando.
Para perwakilan petani ini kemudian diterima oleh Ketua DPRD, Dion Agasi Setiabudi, Wakil Ketua Kelik Soesilo Ardani dan Fran Suharmaji. Dihadapan para pimpinan DPRD para petani menyampaikan tuntutannya.
"Pada mata tanam satu, kami sulit memperoleh air, desa saya juga sering banjir. Kami minta PSN Bendungan Bener segera diselesaikan. Jika sudah jadi, bisa mengendalikan banjir di wilayah kami," kata Heru Widodo dari Kelompok Tani Desa Dadirejo, Kecamatan Bagelen.
Menurut Heru, Desa Dadirejo dan beberapa desa lain di sekitarnya memang menjadi langganan banjir luapan Sungai Bogowonto. Karena itu mereka berharap bendungan tersebut dapat mengambil air dari Sungai Bogowonto sehingga mampu mengendalikan banjir di desa mereka.
Dalam pertemuan ini para petani juga sempat curhat bagaimana di media sosial dan pemberitaan yang terpublikasi hanya warga Wadas yang menolak tambang. Warga yang mendukung proyek Bendungan Bener sama sekali tidak dipublikasi. Mereka takut, jika yang diberitakan gencar hanya masalah penolakan tambang oleh sebagian warga Wadas, pembangunan bendungan akan terganggu.
Dalam kesempatan itu, Ketua DPRD, Dion Agasi Setiabudi mengatakan, bahwa terkait permasalahan bendungan harus mengedepankan penyelesaian dialogis.
"Terima kasih pada para petani yang mendukung PSN Bendungan Bener. Kami di DPRD menerima setiap aspirasi dan akan melakukan tindak lanjut," kata Dion usai menerima audiensi.
Dion sepakat PSN Bendungan Bener harus tetap jalan karena memberikan manfaat sangat luar biasa.
"Mereka (petani) khawatir dengan pemberitaan akan membuat pembangunan bendungan terganggu," kata Dion.
Usai dialog dengan unsur pimpinan dewan, para petani kemudian meninggalkan ruang rapat paripurna. (Edi Suryana/Buz)
Load more