Semarang, tvOnenews.com - Merebaknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Jawa Tengah semakin meresahkan. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mencatat sudah ada 2.666 ekor sapi yang terkena PMK.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah mengungkapkan, penolakan terhadap vaksinasi menjadi salah satu pemicu merebaknya kasus PMK yang menyerang hewan ternak di Jawa Tengah.
"Kita perlu ekstra tenaga untuk mengedukasi para peternak. Penolakan peternak agar hewan ternaknya tak divaksinasi karena terbatasnya pengetahuan mereka. Mungkin dulu ada kasus, setelah divaksin sapinya sakit atau mati. Padahal setelah kita tracing, sapi itu ternyata dalam kondisi sakit, divaksin, sehingga sudah ada virus ditambah virus jadi semakin parah. Ini yang harus kita luruskan terkait berita seperti itu," jelas Haryanta, Jumat (10/1/24).
Ia menyebutkan, dari 2.666 kasus PMK, terdapat 76 ekor sapi yang mati dan 29 yang dilaporkan sembuh. Sementara sisanya masih dalam penanganan.
Hariyanta mengungkapkan, kasus PMK sudah tersebar di 25 kabupaten/kota di Jateng, mencakup 207 kecamatan dan 496 desa. Kabupaten Blora menjadi daerah dengan kasus PMK terbanyak, yakni sekitar 440-an ekor.
Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Blora, Ngaliman, mengungkapkan, kasus PMK di daerahnya telah tercatat sebanyak 447 ekor. Dia mengakui, salah satu penyebab tingginya kasus PMK di Blora karena banyaknya hewan ternak yang belum divaksinasi.
"Kita edukasi pentingnya vaksinasi PMK untuk sapi. Kita mengedarkan brosur lewat HP, poster-poster, cara merawat yang terkena PMK," tambah Ngaliman.
Pemprov Jateng sudah mendapatkan pasokan 8.750 dosis vaksin dari pemerintah pusat untuk penanganan PMK. Blora memperoleh jatah dosis terbanyak, yakni sebanyak 2.000. Menurut Ngaliman, dari alokasi dosis yang diterima daerahnya, 50 persen di antaranya sudah didistribusikan. (tjs/buz)
Load more