Semarang Jawa Tengah - Sebanyak 38.342 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mencairkan dana Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kantor Pos Kanwil Regional 4 Semarang Jalan Sisingamangaraja, Semarang, Rabu (23/22/022). Setiap KPM menerima Rp600 ribu, untuk tiga bulan ke depan.
Executive Vice President PT Pos Indonesia Regional IV Jateng-DIY Ronal Siahaan mengatakan, untuk pencairan dana BPNT di kantor pos di jajarannya sudah diatur, karena saat ini situasi pandemi Covid-19 belum berakhir. Sehingga pihaknya menentukan skema dalam melayani masyarakat KPM dalam pencairan dana BPNT, yaitu door to door ke rumah tangga sasaran dan di kantor pos setempat.
"Data itu sudah kami terima, yang pertama itu 19 ribu sekian sudah kami terima dan tadi malam sudah kami terima lagi data sekitar 19 ribuan juga. Untuk data terbaru masih proses cetak semua ya, tapi artinya data dari Kemensos sudah masuk. Mungkin hari Kamis yang data susulan itu hari Jumatlah, sudah bisa kita bayarkan juga. Karena target kita sebelum akhir bulan sudah harus tersalurkan seluruhnya," kata Ronal.
Sementara itu Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyatakan, KPM yang menerima bantuan sosial harus bisa menggunakan dana tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Terutama, untuk pembelian kebutuhan pokok atau sembako.
Menurutnya, KPM tidak perlu memaksakan untuk membeli kebutuhan pokok yang saat ini sedang langka dan mahal. Yakni minyak goreng, dan menyarankan masyarakat mengolah makanan dengan cara direbus.
Edukasi bagi penerima manfaat dari bapak presiden yang sebulan Rp200 ribu, itu harus dipergunakan untuk hal-hal yang memang bermanfaat. Terutama untuk bisa membuat keluarga itu bisa menjadi lebih dan lebih sejahtera.
"Jadi jangan kemudian berpikiran, bahwa duit itu bebas digunakan. Buat beli rokok ya jangan, apalagi buat beli minyak goreng yang sekarang langka ndak usah," ucap Hendi.
Lebih lanjut Hendi juga telah menginstruksikan jajarannya hingga di tingkat kelurahan dan RT/RW membantu PT Pos Indonesia saat mendistribusikan bantuan ke KPM. Terutama, masyarakat disabilitas kurang mampu dan lansia di Kota Semarang. (Didiet Cordiaz/Buz)
Load more