"Saya lihat ada tiga atau empat orang, ada yang duduk, lainnya berdiri. Mobilnya avanza hitam. Kalau Pak Darso saya nggak lihat, karena saya nggak kenal Pak Darso dan nggak pernah lihat pak darso itu kayak apa," kata Siti, saksi mata.
Ia menyebut melihat mobil kondisi terparkir di dekat rumahnya sekitar pukul 06.00 WIB. Ia tak terlalu memperhatikan apakah ada polisi yang keluar untuk kencing. Ia juga tak berfikir jika mobil tersebut ternyata mobil para polisi yang membawa Darso.
"Itu pas saya jalan dari warung beli sesuatu. Sekilas, lihat ada mobil terus masuk (rumah). Ada yang duduk 1 atau 2, yang berdiri 1 orang, yang berdiri bawa maps hijau. Cuma duduk sama ngobrol biasa lah. Tapi nggak kedengeran, soalnya jauh," bebernya.
Sementara itu, Kuasa Hukum keluarga Darso, Antoni Yudha Timor mengatakan, pada peninjauan lokasi tersebut, tim penyidik melontarkan berbagai pertanyaan soal bagaimana kondisi Darso usai dirawat di rumah sakit. Saat itu, Darso sempat dua hari di rumah dan menggunakan kursi roda, sebelum akhirnya meninggal 29 September 2025.
"(Peninjauan lokasi) di rumah, di kamar Pak Darso. Di kamar Pak Darso itu diukur ruangannya berapa, kemudian kasur tempat pak Darso tidur itu luasnya berapa, jarak ke pintu berapa," jelasnya.
Menurutnya, tim penyidik ingin mengulik soal kondisi fisik Darso saat berada di rumah. Keluarga pun menjelaskan bahwa kondisi Darso saat di rumah sangat mengenaskan.
"Artinya kondisi fisik Pak Darso paska penganiayaan itu betul-betul sangat memprihatinkan. Pulang rumah sakit betul-betul tidak bisa apa-apa," kata Antoni.
Load more