Tegal, tvOnenews.com - Ratusan warga yang di pelopori Karang Taruna Desa Pagerbarang, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, menabur benih ikan lele dan tanam pohon pisang di tengah jalan, sebagai bentuk protes akan kondisi jalan yang rusak, Senin (20/01/2025).
Warga kompak membawa alat pancing, ada juga yang membawa alat lainnya seperti jaring ikan, baskom, ceting bambu, besek plastik, kresek dan masih banyak lagi.
Tak sampai disitu saja, warga juga menanam puluhan pohon pisang di tengah jalan yang berlubang disertai kalimat satir atau sindiran kepada Pemerintah Kabupaten Tegal.
Warga menilai, Pemkab Tegal tutup mata melihat jalanan yang rusak selama bertahun-tahun, Menurut Warga kondisi jalan yang rusak sangat mengganggu aktivitas warga.
Terlebih saat ini musim hujan, sehingga air menggenangi jalan yang berlubang dan semakin membahayakan warga yang melintas di jalan tersebut.
Tak jarang, akibat jalan rusak banyak pengendara motor yang jatuh bahkan sampai menelan korban jiwa.
"Saya warga Pagerbarang setiap mau ke pasar ini jalannya tidak bisa dilalui, kami warga pingin jalan ini diperbaiki," Kata Widi, salah seorang warga Pagerbarang.
"Sering ada yang jatuh disini, kemarin ada warga randusari jatuh disini meninggal itu," Ujarnya.
Bahkan Widi mengancam jika akses jalan Desa Pagerbarang tidak segera diperbaiki, dirinya yang memiliki beberapa kendaraan dan tetangganya sepakat tidak akan membayar pajak.
"Sekali lagi saya tegaskan, selama jalan tidak diperbaiki, maka saya tidak akan mau membayar pajak dan warga lainnya juga sepakat," tegas Widi.
Sementara itu Korlap Aksi, Sukron mengatakan aksi menebar ikan lele dan menanam pohon di jalan yang rusak itu karena warga sudah geram dan jenuh dengan kerusakan jalan yang tak kunjung diperbaiki.
"Aksi ini sebagai bentuk kepedulian warga pagerbarang bersama karang taruna, untuk bagaimana menuntut perbaikan jalan pagerbarang yang sudah hampir 10 tahun tak diperbaiki, tau sendiri ini sudah parah," Kata Sukron.
Sukron menambahkan, jalan yang rusak sepanjang 3 kilometer. Dirinya berharap jalan tersebut segera di perbaiki karena merupakan akses dari Tegal ke Brebes maupun sebaliknya.
"Setiap berapa meter ada lubangnya, kita sudah sering dijanjikan akan diperbaiki mu dibiayai kabupaten, provinsi, bahkan sampai pusat namun faktanya jalannya sangat parah," Imbuh Sukron.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Tegal Teguh Dwi Rahardjo, langsung datang ke lokasi menemui warga untuk audiensi dan menjelaskan tindak lanjut yang akan dilakukan.
Teguh menjanjikan bahwa setelah ini pihaknya akan langsung menemui Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Amir Makhmud untuk melaporkan protes warga tersebut.
Adapun rencana tindak lanjut yang akan dilakukan, sementara jalan yang berlubang akan ditutup terlebih dahulu dengan lapis pondasi atas yakni batu split dan pasir.
Teguh menjelaskan pihaknya tidak bisa langsung melakukan pengaspalan ataupun membeton jalan karena masih musim hujan.
Sehingga perbaikan bertahap dan langkah yang terdekat yaitu menutup jalan yang berlubang dengan batu split dan pasir atau istilahnya ditambal.
"Insyaallah setelah ini akan kami upayakan. Sebetulnya kami sudah merencanakan di tahun ini diurug atau ditutup dengan tanah terlebih dahulu dengan kegiatan pemeliharaan rutin. Karena semisal diaspal tipis juga tidak bertahan lama. Kami juga sudah meminta ke Bupati untuk pergeseran anggaran tertentu yang bisa diefektifkan," terang Teguh.
Dengan adanya aksi protes dari warga, Teguh berharap bisa mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat terutama usulan Inpres Jalan Daerah sebesar Rp 17 miliar yang pada tahun 2024 tertunda mudah-mudahan bisa terlaksana kembali.
Sehingga masyarakat khususnya yang melintas di Jalur Pagerbarang-Jatibarang keinginannya bisa terwujud yakni akses jalan diperbaiki.
"Ketika pembahasan mengenai perbaikan jalan di Desa Pagerbarang ini berhasil atau goal, maka insyaallah setelah lebaran ada penanganan rigid beton di sini. Ya anggaran minimal Rp 2 miliar supaya bisa tertangani dengan baik dan maksimal," jelas Teguh. (mdh/buz)
Load more