Pati, Jawa Tengah - Prestasi gemilang diraih oleh dua siswa SMA PGRI 2 Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang berhasil membuat aplikasi TB Cleaner yang dapat menscreening dan mentracing pasien Tuberculosis selama masa Pandemi Covid-19.
Banyak masyarakat yang mengidap penyakit Tuberculosis (TBC) dan seringkali tidak terdeteksi. Oleh karena itu, penanganan Tuberculosis pun tidak tertangani secara maksimal.
Dari fenomena itulah dua siswa SMA PGRI 2 Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Diah Kusuma Wardani dan Bagas Nur Ardianto terinspirasi membuat aplikasi yang bernama TB Cleaner.
“Ide ini berawal dari keresahan kami terhadap permasalahan penanganan Tuberculosis di daerah kami yang kurang maksimal, yaitu sulitnya mencari pasien baru dan screening pasien. Kemudian, kami mencoba membuat aplikasi Tuberculosis yang ada fitur untuk screening dan mencari suspect baru. Ini sangat membantu tenaga kesehatan,” ujar Diah Kusuma Wardani, Sabtu (26/2/2022).
Proses pembuatan aplikasi ini memakan waktu yang cukup lama, yakni sekitar 7 bulan untuk menjadi sempurna. Dengan aplikasi TB Cleaner, maka akan dapat menscreening dan mentracing pasien Tuberculosis di masyarakat sehingga pengidap Tuberculosis akan bisa terdeteksi.
“Kami butuh waktu 7 bulan untuk membuat aplikasi TB Cleaner ini. Kendalanya, kadang waktu pengcodingan error, trus kami coba lagi berulangkali sampai hasilnya maksimal,” jelasnya.
Aplikasi TB Cleaner ini sudah diuji coba di Puskesmas Kayen, dan hasilnya luar biasa. Tenaga kesehatan terbantu untuk mengetahui masyarakat yang mengidap penyakit Tuberculosis.
“Aplikasi TB Cleaner ini sudah dicoba di Puskesmas Kayen. Hasilnya, tenaga kesehatan merasa terbantu dengan adanya aplikasi ini untuk menangani Tuberculosis. Selain cukup memudahkan dalam proses screening maupun tracing, aplikasi ini juga dilengkapi fitur googlemaps untuk melihat peta persebaran pasien Tuberculosis,” imbuhnya.
Guru pembimbing Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMA PGRI 2 Kayen, Betty Shinta Indriani berharap temuan ini bisa dikembangkan dan dikerjasamakan dengan pihak terkait. Dengan begitu penanganan TB pun bisa dimaksimalkan.
“Aplikasi ini fungsinya untuk mendeteksi dan melacak pasien Tuberculosis baru, sementara kami gunakan di wilayah Kayen dulu. Rencana pengembangan mungkin kita akan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait agar penanganan Tuberculosis di Kabupaten Pati ini bisa masif,” kata Betty Shinta Indriani.
Sementara itu, Kepala SMA PGRI 2 Kayen, Surata mengapresiasi terhadap pencapaian prestasi yang berhasil diraih tim sains sekolahnya. Dalam satu bulan ini, mereka berhasil meraih dua penghargaan di tingkat internasional dan nasional.
“Pada awal bulan ini kami berhasil meraih juara di Asean Innovative Science Environmenal N Entrepreneur Fair dan tanggal 20 Februari kami berhasil membawa pulang medali ISPO tingkat nasional. Kami berharap keberhasilan ini bisa menginspirasi guru yang lain. Selain itu kami juga akan mendorong juara di tingkat nasional untuk melaju di tingkat internasional mewakili Indonesia,” jelasnya.
Berkat aplikasi Tuberculosis (TB) Cleaner buatannya, Diah Kusuma Wardani dan Bagas Nur Ardianto kini melaju ke kompetisi tingkat internasional mewakili Indonesia untuk mengikuti ajang Informatric yang akan digelar di Mexico pada Juni mendatang. (Abdul Rohim/dan)
Load more