Boyolali, Jawa Tengah – Ratusan umat Hindu di Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (2/3/2022) malam mengadakan acara meracu dan mengarak Ogoh-ogoh setinggi empat meter keliling kampung sejauh dua kilo meter.
Acara mecaru merupakan acara rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi. Acara mengambil tempat di Pura Bhuana Suci Saraswati Desa Ngaru Aru, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Desa Ngaru Aru, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali Heru Kuncoro mengatakan, bahwa Pura Bhuana Suci Saraswati sejak sore mengadakan acara mecaru dan dilanjutkan kirab Ogoh-ogoh dengan keliling kampung.
“Pengertiaan Ogoh-ogoh disini dalam konsep nyepi Ogoh-ogoh sebagai lambang sifat atau energi buruk yang ada hubungannya dengan alam semesta termasuk dalam diri manusia yang harus di musnaskan dengan cara dibakar,” kata Heru Kuncoro kepada wartawan usai acara, Rabu (2/3/2022) malam.
Lebih lanjut Heru mengatakan, bahwa peserta kirab dibatasi karena masih pandemi dan tetap menjaga protokol kesehatan.
“Ini pesertanya sekitar 115 meski kemarin sudah dibatasi hanya 70 orang, kalau tidak dibatasi bisa mencapai 400an orang,” ucapnya.
Menurut Heru, setelah dikirab sejauh dua kilo meter keliling kampung Ogoh-ogoh tersebut kita bakar di depan Pura.
“kirab Ogoh-ogoh ini merupakan kirab yang ke empat kalinya di Pura Bhuana Suci Saraswati,” ujarnya.
Diharapkan dengan acara Mecaru dan pembakaran Ogoh-ogoh ini nantinya disaat umat Hindu melaksanakan brata penyepian yang dimulai besok siang akan mendapatkan keselamatan.
Sementara itu Camat Banyudono yang sekaligus sebagai ketua Gugus Covid -19 Kecamatan Banyudono, Jarot Purnama mengatakan, dalam perayaan Hari Raya Nyepi tahun saka 1944 yang dilaksanakan oleh masyarakat Hindu di Banyudono sudah dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
“Sesuai dengan instruksi Bupati nomor 8 tahun 2022 bahwa kita berada di level 3, kita instruksikan kepada panitia untuk mentaati dan menjaga protokol kesehatan,” katanya. (Agus Saptono/Buz)
Load more