Semarang, Jawa Tengah - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan kepada Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah berkoordinasi dengan Pertamina untuk memantau distribusi minyak dan gas LPG di Jawa Tengah.
Ganjar Pranowo meminta kepada instansi terkait untuk hati-hati tentang potensi migrasi atau konversi konsumen gas non-subsidi ke gas subsidi.
"Hati-hati, konversi ke dalam gas 3 kg akan terjadi. Mereka yang kesulitan mencari gas non-subsidi akan mencari ke gas 3 kg karena membeli gas 3 kg itu begitu mudah, tidak ada restriksi yang ketat," ungkap Ganjar.
Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto mengatakan, ada dua poin penting dari instruksi tersebut, pertama, memastikan pasokan tetap terjaga. Kedua, memantau potensi terjadi migrasi dari nonsubsidi ke gas LPG 3 kg.
"Indikasi terjadinya migrasi bisa dibaca kalau permintaan LPG 3 kg naik sementara penjualan 12 kg turun. Ini kami pantau bersama Pertamina dan Hiswana Migas serta 12 kantor cabang dinas. Kita formalisasi juga penugasan kepada Pertamina dan Hiswana Migas itu dengan surat dari dinas," jelas Sujarwanto.
Meski begitu, lanjutnya, hingga hari kelima pasca-kenaikan harga pada 27 Februari 2022 lalu, terpantau belum ada indikasi migrasi konsumen gas non-subsidi ke gas subsidi. Permintaan masyarakat masih wajar dan stok juga masih aman, baik gas non-subsidi maupun gas subsidi.
Load more