Purwokerto, Jawa Tengah - Kepolisian Resor Banjarnegara, Jawa Tengah, telah melakukan sterilisasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP) menyusul dugaan kebocoran gas di lokasi sumur pengeboran Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng.
"Tim dari Polres Banjarnegara telah langsung melokalisir dan melakukan sterilisasi," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto melalui siaran pers yang diterima di Purwokerto, Sabtu.
Pernyataan tersebut disampaikan setelah sembilan orang diduga keracunan gas beracun saat melakukan persiapan pengeboran di Sumur PAD 28 Geo Dipa.
Pada saat itu, diduga terjadi kebocoran pipa sehingga mengakibatkan keluarnya gas H2S dari sumur sehingga menyebabkan mereka mengalami kejang sesak nafas dan muntah. Dalam kejadian tersebut satu orang dilaporkan meninggal dunia.
Kapolres menyebutkan pihaknya akan segera menginformasikan perkembangan hasil olah TKP yang telah dilakukan oleh tim dari Polres Banjarnegara.
"Tim masih melakukan olah TKP dan perkembangan selanjutnya akan segera kami 'update'," tuturnya.
Hendri menambahkan bahwa sesaat setelah kejadian, para korban langsung dilarikan ke Puskesmas Kejajar 1 dan setelah itu dirujuk ke RSUD Wonosobo.
"Kami juga telah mengecek secara langsung kondisi para korban yang saat ini sedang dirawat di RSUD KRT Setjonegoro, Wonosobo," katanya.
Seperti diwartakan sebelumnya Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo mengatakan lokasi Sumur PAD 28 tersebut berada di Dusun Pawuhan, Desa Karangtengah, Kecamatan Batur.
"Dari informasi yang didapat bahwa ada sembilan pekerja yang sedang melakukan persiapan pengeboran di Sumur PAD 28 Geo Dipa, kemudian diduga keluar gas H2S dari sumur yang menyebabkan pekerja mengalami kejang sesak nafas dan muntah, dan menyebabkan satu orang meninggal dunia," katanya
Sementara itu dia menambahkan bahwa begitu mendapatkan laporan tim dari BPBD Banjarnegara telah langsung meluncur ke lokasi dan juga melakukan pendataan korban di RSUD Wonosobo.
Dia juga meminta masyarakat untuk tidak panik karena pada saat ini kondisi sudah terkendali.
"Masyarakat juga agar tidak mudah percaya berita yang belum jelas kebenarannya, atau disinformasi atau hoaks, cari info dari sumber-sumber terpercaya," katanya. (ant/ade)
Load more