Brebes, Jawa Tengah - Kanti Utami (35) wanita yang tega menganiaya 3 anak kandungnya dengan menggorok leher mereka, mengungkapkan alasan mengapa dia melakukan perbuatan sekeji itu pada buah hatinya. Perbuatan Kanti telah membuat anak keduanya ARK (7) meninggal dunia.
Selain menewaskan anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar, Kanti Utami, juga menganiaya dua anaknya yang lain, yakni S (10) dan A (4), sehingga mereka terluka di bagian leher dan beberapa bagian tubuh lainnya.
Kanti kini mendekam di Polsek Tonjong. Sambil masih mengenakan mukena berwarna hitam, Kanti berbincang dengan petugas.
"Minta air hangat, Pak, saya haus," katanya ke petugas.
"Saya enggak gila, Pak," ujar Kanti sambil melotot.
"Dari kecil saya sudah dikurung," sambungnya.
Dengan sabar, petugas mendengarkan curhatan Kanti.
"Dikurung sama siapa?" tanya petugas.
"Semuanya, ibu saya... " jawabnya.
"Ibu namanya siapa?" petugas lanjut bertanya.
"Kanti Utami, tetapi saya mau ganti nama. Mutmainah. Cantik kan?" katanya.
Kanti terpaksa mendekam di ruang tahanan. Dia berada di dalam sel sendirian setelah menyakiti 3 anak kandungnya, bahkan seorang di antaranya meninggal dunia.
Saksi menuturkan, penganiayaan Kanti kepada anaknya diperkirakan terjadi pada Minggu (20/3/2022) sebelum subuh. Mereka menduga wanita itu depresi sehingga menganiaya anak-anaknya dengan senjata tajam.
Namun dia bersikeras tidak mengalami gangguan jiwa.
"Saya enggak gila, Pak, saya hanya ingin disayang," katanya pada petugas. Dia mengaku ingin disayang suaminya. Kanti mengaku sedih karena suaminya sering menganggur karena kontrak kerjanya tak diperpanjang.
"Saya ingin menyelamatkan anak saya, supaya enggak hidup susah," ujarnya lirih.
Sambil menangis Kanti bercerita bahwa dia bingung akan tinggal di mana kalau suaminya kehilangan pekerjaan.
"Sebelum saya mati, saya ingin menyelamatkan anak-anak," kata Kanti.
Namun ketika ditanya bagaimana cara menyelamatkan buah hatinya, jawaban Kanti mencengangkan.
"Harus mati, supaya enggak sedih, biar enggak sakit kaya saya," tuturnya. (otong/act)
Load more