Kudus, Jawa Tengah - Seorang warga Desa Kesambi Kecamatan Mejobo, Kudus, Jawa Tengah memanfaatkan barang bekas untuk disulap menjadi alat deteksi dini banjir.
Ialah Bukhori, warga Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo. Dengan memanfaatkan botol bekas pembersih lantai, besi, tembaga kabel bekas, dan paralon bekas, yang kemudian ia rangkai menjadi satu perangkat.
Alat tersebut diciptakan bermula dari seringnya terjadi banjir di saat malam hari, sehingga warga sering tidak mengetahui datangnya banjir. Akibatnya, ketika air sudah masuk ke pemukiman warga tidak bisa berbuat banyak untuk menanggulanginya.
Dengan adanya alat deteksi banjir ini, menurutnya, akan memberi peringatan dini kepada warga sehingga warga dapat bersiap ketika kemungkinan ada potensi banjir mengancam.
Alat deteksi banjir ini ditempatkan di bibir sungai desa, sedangkan alat tersebut nantinya akan bekerja apabila air banjir meninggi mendekati bibir sungai. Setelah air merendam pipa dengan ketinggian tertentu, maka koneksi akan menyala dan langsung terhubung ke perangkat ampli untuk menghasilkan suara alarm atau peringatan yang menandakan banjir mulai meninggi.
“Ya sistem kerjanya itu kalau pelampungya terdorong dari bawah oleh air, nanti seperti saklar jadi akan menghantarkan ke ampli dan nanti sirinenya akan berbunyi,” jelas Bukhori.
Sementara menurut Masri, Kepala Desa Kesambi, saat musim hujan wilayahnya sering dilanda banjir hingga berdampak ke pemukiman warga. Terjadinya luapan banjir disebabkan karena kiriman sampah dari hulu yang menutup aliran sungai sehingga berakibat air meluap dan bahkan kerap terjadi tanggul jebol.
Dengan adanya alat peringatan banjir ini masyarakat dapat mengantisipasi sejak dini dengan bersih bersih di titik jembatan yang sering terjadi penumpukan sampah agar aliran lancar dan banjir luapan bisa dicegah.
“Pada prinsipnya sirine itu untuk membangunkan warga jika terjadi banjir pada malam hari. Jadi, warga sudah terjaga dan antisipasi dulu seperti gotong-royong membersihkan sampah yang ada di sungai yang menyumbat aliran air biar tidak meluap dan banjir,” terang Masri.
Seperti yang diketahui, sungai Piji, Desa Kesambi saat ini kondisinya perlu perhatian dari pemerintah. Pendangkalan sungai akibat sedimentasi membuat debit air banjir mudah naik. Selain itu adanya tiang penyangga jembatan di beberapa titik di sungai tersebut juga sering kali mengakibatkan tumpukan sampah dan aliran sungai tidak bisa mengalir dengan maksimal. (Galih Manunggal/dan)
Load more