Demak, Jawa Tengah - Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan 1443 H/2022 M, ribuan umat Islam berziarah ke makan Sunan Kalijaga dan raja-raja Kerajaan Islam Demak Bintoro di Demak, Jawa Tengah.
Hingga Sabtu (2/4/2022) atau sehari menjelang Ramadhan, para peziarah masih membanjiri kedua makam tersebut.
Dari pantauan tvOnenews.com para peziarah tidak hanya berasal dari warga lokal Demak dan sekitarnya, tetapi juga datang dari sejumlah daerah di luar Jawa Tengah, seperti Jawa Timur, Jawa Barat, DKI dan sejumlah daerah di pulau Sumatra dan Kalimantan. Bahkan peziarah juga datang dari manca negara, seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.
Raden Edi Nursalim (55), juru kunci makam Sunan Kalijaga di Kadilangu, Kecamatan Demak mengungkapkan setelah sempat ditutup karena adanya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sejak awal tahun 2022, makam Sunan Kalijaga kembali dibuka untuk umum.
“Setelah dibuka, makan Sunan Kalijaga kini kembali didatangi para peziarah. Menjelang datangnya Ramadhan atau selama bulan Sya’ban atau dikenal bulan Ruwah jumlah peziarah meningkat tajam. Dalam sehari jumlah peziarah bisa mencapai seribu orang. Bahkan saat malam Jumat Kliwon kemarin peziarah mencapai 2 ribu orang," kata Raden Edi.
Raden Edi menjelaskan, sesuai dengan tradisi dan ketentuan yang ditetapkan yayasan, selama bulan Ramadhan, makam sunan kalijaga akan ditutup untuk umum. Selanjutnya makam akan dibuka kembali di bulan Syawal atau Idul Fitri.
Sejumlah peziarah mengaku mengunjungi makam Sunan Kalijaga selain berziarah mendoakan arwah leluhur, juga ingin mengetahui lebih dekat mengenai sejarah perjuangan dan peninggalan sunan Kalijaga.
Di kompleks makam Sunan Kalijaga, terdapat peninggalan berupa gentong atau tempayan yang dulu pernah digunakan untuk tempat air, untuk minum Sang Sunan. Saat mengunjungi makam Sunan Kalijaga, para peziarah menyempatkan membasuh muka dan minum air dari dalam gentong peninggalan Sunan Kalijaga ini.
Sementara belakang masjid Sunan Kalijaga juga terdapat sumur tua. dahulunya digunakan untuk berwudhu. Sekarang, oleh para peziarah digunakan untuk mengambil air wudhu, mandi atau diambil airnya untuk dibawa pulang. Air dari sumur peninggalan Sunan Kalijaga ini diyakini suci dan bertuah.
Wisnu (30) peziarah asal Semarang, mengungkapkan berziarah ke Sunan Kalijaga karena ingin mendoakan leluhur dan mendapatkan berkah dari kewalian sang Sunan, sekaligus ingin mengetahui sejarah perjuangan sang Sunan.
“Saya juga mencoba minum air gentong atau tempayang peninggalan Sunan Kalijaga yang konon diyakini bisa menyembuhkan penyakit dan membuat awet muda,” kata Wisnu.
Wisnu menjelaskan berziarah ke Kadilangu karena ingin mengetahui lebih jauh mengenai sejarah perjuangan Sunan Kalijaga langsung dari Sang Juru Kunci atau keluarga Sunan Kalijaga. Berdasar penjelasan juru kunci, Sunan Kalijaga yang memiliki nama asli Raden Sahid dikenal sebagai salah satu wali sembilan yang memiliki kelebihan, yaitu mengembangkan dahwah atau syiar islam dengan pendekatan budaya.
“Selain itu Demak juga merupakan tempat berkumpulnya wali sembilan dan pusat kerajaan islam pertama di Indonesia. Karena itu, makan Sunan Kalijaga kini menjadi tujuan utama para peziarah,” ungkap Wisnu.
Peziarah lainnya, Untung Sugiarto (37), warga Demak menjelaskan selalu berkunjung ke makam Sunan Kalijaga karena ingin melestarikan tradisi turun-temurun, melaksanakan ajaran untuk mendoakan para leluhur dan penghormatan untuk Kanjeng Sunan kalijaga. Untung mengungkapkan, saat menjelang Ramadhan, saya dan keluarga selalu berziarah ke makan Sunan Kalijaga.
“Kanjeng Sunan di kalangan umat Islam, adalah "waliullah" yang dikenal tidak hanya sebagai pendakwah agama Islam di tanah Jawa, tetapi juga memiliki ajaran filosofi tinggi yang saat ini masih dipegang umat Islam. Tradisi yang diwariskan Sunan Kalijaga adalah mempertahankan kearifan lokal dan pentingnya toleransi. Media dakwah melalui kesenian wayang kulit adalah salah satu peninggalan Sunan Kali yang hingga saat ini dipertahankan,” kata Untung.
Setelah berziarah ke makam Sunan Kalijaga, para peziarah juga mengunjungi makam raja-raja kerajaan Demak Bintoro yang berlokasi di komplek Masjid Agung Demak. Masjid Agung merupakan peninggalan Wali Sanga, yang pernah digunakan pertemuan para wali dan pusat dakwah para Wali Sanga.
Menurut Untung Sugiarto saat berziarah ke makam raja-raja Demak atau Sunan Kalijaga para peziarah memperbanyak amal kebajikan, seperti bersedekah, bersholawat, serta membaca yasin dan tahlil.
“Tidak hanya berdoa, dan membaca amalan sholawat, tahlil dan yasin, sebagian peziarah berkunjung karena ingin memenuhi nazar memberikan sedekah dan menggelar manakib di depan makan Sunan Kalijaga, setelah sukses dalam meraih rezeki dan pekerjaan,” ungkap Untung. (Syamsul Arifin/dan)
Load more