Banyumas, Jawa Tengah - Usai kematian massal ribuan ikan di Sungai Serayu, Sabtu (2/4/2022), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas mengambil sampel air sungai. Sampel akan diteliti untuk mengetahui penyebab kematian ribuan ikan kemarin.
Sejumlah petugas dari DLH Kabupaten Banyumas melakukan pengambilan sampel air Sungai Serayu di sejumlah titik, termasuk area Bendungan Gerak Serayu.
Kepala DLH Kabupaten Banyumas, Junaidi mengatakan, pengambilan sampel dilakukan untuk mengetahui kualitas air. Sampel juga diperiksa di laboratorium untuk mengetahui penyebab kematian massal ikan.
"Belum dapat diketahui secara pasti penyebab kematian ribuan ikan hari Jumat sore hari kemarin. Namun, DLH berkewajiban mengecek sampel air agar dapat diketahui penyebabnya," katanya.
Pihaknya membutuhkan waktu lima hari untuk melakukan pemeriksaan kualitas air.
Sementara itu, aktivis masyarakat Serayu, Eddy Wahono, menengarai ada penurunan kualitas air Serayu sehingga terjadi kematian ikan secara massal. Penurunan kualitas air tersebut disebabkan oleh beberapa hal, seperti keracunan limbah B3 atau kepekatan lumpur.
"Pada Kamis (31/3/2022), pihak Indonesia Power di Bendungan Panglima besar Soedirman Banjarnegara melakukan flushing endapan lumpur. Mungkin itu penyebabnya. Namun, kondisi hari ini sudah aman tidak terlihat ikan yang mabuk dan mati," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Jumat (1/4/2022), ribuan ekor ikan ditemukan mati di sejumlah titik Sungai Serayu, Kabupaten Banyumas. Ikan terlihat mengambang dan lemas di permukaan air sungai. Fenomena ini membuat warga turun ke sungai dan menangkap ikan.(Sonik Jatmiko/Ard)
Load more