Purbalingga, Jawa Tengah - Ada jajanan khas Purbalingga legendaris yang nikmat disantap usai berjamaah salat tarawih. Ketan Gemblong namanya. Rasanya lengkap, asin, gurih, renyah, dan mengenyangkan.
"Biasanya muncul di mushala-mushala atau masjid usai salat tarawih. Seperti asupan ekstra, usai ibadah panjang," ujar Rahman (38), salah seorang warga Bojong, Purbalingga.
Karena cita rasa dan ukuran sajian yang pas, ketan gemblong diburu selama ramadhan. Biasanya dijual di pasar tradisional, atau pasar kaget selama ramadhan.
Kaminem (70), salah seorang perajin di Desa Makam, Kecamatan Rembang, Purbalingga adalah salah satu yang mempertahankan ketan gemblong sebagai mata pencahariannya. Di usianya yang sudah senja, Kaminem tetap mempertahankan jajanan ini agar tetap lestari.
"Belajar dari ibu, terus ibu dari nenek. Memang ini usaha warisan leluhur," ujarnya.
Bahan utamanya beras ketan, sebelum diolah, terlebih dahulu dicuci hingga bersih. Lalu direndam tiga jam, supaya lembek.
Load more