Foto: Produksi kue kering lebaran warga binaan Lapas Kelas IIB Pati (Abdul Rohim)
“Setelah mengikuti pelatihan tata boga selama dua minggu yang dilaksanakan 3 bulan lalu, warga binaan ini langsung berproduksi dan hasilnya mendapat sambutan yang baik dari warga msyarakat. Itu bisa dilihat dari omzet penjualan selama bulan puasa saja itu hampir Rp 40 juta untuk omzet penjualan kue kering,” kata Febie Dwi Hartanto, Kamis (28/4/2022).
“Sementara ini ada 15 orang warga binaan yang terlibat dalam produksi kue kering. Nantinya mereka berhak mendapatkan premi atau upah dari sebagian hasil penjualan. Sebagian hasil penjualan lainnya diperuntukkan pula untuk setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP),” imbuhnya.
Progam pelatihan tata boga ini disambut positif warga binaan Lapas Kelas IIB Pati.
“Alhamdulillah respon teman-teman warga binaan bagus sekali. Dari pelatihan tata boga, ada tindak lanjutnya dengan memproduksi kue kering, berupa nastar, pastel, dan stik,” kata Sukarji, Narapidana Pemuka Kegiatan Kerja di Lapas Pati.
“Selama puasa kue kering hasil produksi kami rata-rata per hari bisa terjual antara 50 sampai 70 toples, dengan omset mencapai Rp 1,1 juta sampai Rp 1,5 juta setiap hari,” tambahnya.
Salah seorang pembeli produk kue kering produksi warga binaan Lapas Kelas IIB Pati, Nanik, mengaku tahu di Lapas Pati menjual kue lebaran dari temannya. Menurutnya selain rasanya sama seperti yang dijual di toko atau pasar, harganya juga lebih murah.
Load more