Semarang, Jawa Tengah - Bagi Agus (45), hari-hari menjelang Lebaran adalah saat ia menangguk untung musiman. Terutama 3 hari sebelum Lebaran. Istilah orang Semarang adalah masa mremo.
Pada tiga hari itu, masyarakat berbondong-bondong belanja kebutuhan Lebaran. Terutama bahan makanan basah yang akan diolah menjadi hidangan. Satu di antaranya adalah ayam kampung.
Bagi masyarakat di Semarang, ketupat opor sebagian besar memakai ayam kampung. Meski harganya mahal, tapi tetap dibeli.
Dari pasar warga membeli ayam kampung hidup. Nah, mereka kemudian mendatangi jasa pemotongan ayam dan pulang ke rumah sudah membawa daging ayam bersih beserta jeroannya.
Tukang potong ayam seperti Agus pun mendapat orderan melimpah. Dalam sehari ia bersama satu tenaga kerjanya bisa memotong 500 ayam. Maka selama tiga hari jelang Lebaran ini ia bisa mendapat order 1.500 jasa potong ayam.
"Sejak Jumat itu kan mulai mremo. Sudah banyak yang motong ayam. Ada pedagang ayam, ada juga masyarakat biasa yang membawa ayam untuk dipotongkan. Sehari bisa 500 ekor. Tapi khusus hari ini, bisa lebih," kata Agus, Minggu (1/5/2022).
Agus yang sudah puluhan tahun membuka usaha jasa pemotongan ayam di Banyumanik Semarang, hapal betul sebelum ia akan menerima banyak orderan. Dan tentu saja, ia juga hapal harga kebutuhan apa pun akan naik. Maka ia pun juga menaikkan jasa pemotongan.
"Kalau hari biasa kan antara 3 ribu hingga 5 ribu ya. Sesuai ayamnya, kalau ayam kampung atau enthok ongkos jasanya lebih tinggi. Nah, kalau momen jelang Lebaran sekarang ini untuk ongkos potong ayam kampung 10 ribu per ekor. Tapi kalau borongan langsung beberapa ekor itu dapat diskon," ungkapnya.
Jika dalam 3 hari jelang Lebaran ia bisa memotong 1.500 ayam, maka ia bisa meraup maksimal Rp 15 juta.
"Tapi itu kan kalau yang dipotong ayam kampung besar semua. Kalau yang broiler lebih murah. Dan masih dipotong ongkos produksi, gas, tenaga kerja, dan lain-lain. Ya alhamdulillah, setiap menjelang Lebaran itu masa panen musiman, ya memang rejekinya Mas," jelasnya.
Sementara itu, warga yang membawa ayam kampung ke pemotongan mengatakan, ini tradisi tahunan saat Lebaran memasak opor ayam kampung. Sehingga harga ayam yang naik tinggi bukan masalah.
"Setahun sekali lah. Kan jarang juga sehari-harinya makan olahan ayam kampung. Mumpung Lebaran, keluarga dan saudara pada ngumpul, kita potong ayam kampung, terutama ayam jago besar. Buat ketupat opor," kata Muhadi, warga Banyumanik Semarang yang membawa lima ekor ayam jago. (tjs/act)
Load more