"Setiap perkuliahan daring, naik perbukitan dulu. Soalnya di rumah sana itu sulit akses internetnya. Setiap mengerjakan tugas, ada kuliah online, cari sinyal (internet) dulu," ujarnya.
Santi dikenal sebagai gadis yang memiliki kepedulian terhadap kaum perempuan. Itu terbukti dari skripsi yang ia tulis dengan tema "Kepemimpinan Perempuan dengan Fokus Kajian Kepemimpinan Wakil Bupati Blora, Tri Yuli Setyowati". Menjadi lulusan terbaik program studi pemikiran politik Islam, Santi bercita-cita menjadi seorang politikus.
Menurutnya, selama ini untuk membuktikan pendidikan anak seorang petani agar mampu berprestasi sampai saat ini adalah berpegang pada pesan orang tuanya, yang terus menjadi motivasi kepada dirinya.
"Yang selalu saya ingat adalah pesan kedua orang tua yaitu warisan terbaik dari saya (orang tuanya), hanyalah pendidikan. Kamu boleh mengemban pendidikan setinggi mungkin. Tapi saya tidak bisa berikan harta, karena warisan harta akan habis, tetapi warisan pendidikan tidak akan pernah habis," ucapnya tirukan pesan orang tuanya.
Raut muka kebahagian juga terpancar pada kedua orang tua Santi. Berbeda dengan yang lain menggunakan mobil, meski menjemput dengan sepeda motor, kedua orang tua Santi sudah cukup bangga mampu menjemput anaknya usai prosesi wisuda yang digelar sesuai protokol kesehatan (prokes) tanpa menghadirkan orang tua di dalam gedung wisuda.
"Saya bersyukur sekali anak saya bisa lulus. Kita orang tani dengan keterbatasan kami, sebisa mungkin mencukupi anak. Saya sempat merantau untuk mencari tambahan biaya kuliah dan kebutuhan anak. Yang penting kita selalu berdoa yang terbaik untuk anak-anak," ujar Sujiman bangga.
Sementara Wakil Rektor I IAIN Kudus, Supaat, mengapresiasi para wisudawan baik sarjana maupun pasca sarjana yang berhasil menyelesaikan program studi mereka. Sebanyak 1069 berhasil diluluskan, sementara 40 wisuda dari program pasca sarjana. Untuk mahasiswa S1 yang menjadi terbaik terdapat 26 wisuda sesuai dengan masing-masing kejuruan.
Load more