Boyolali, Jawa Tengah – Penyerapan Dana Desa di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada tahun anggaran 2022 oleh setiap desa rata-rata mencapai sekitar 65 hingga 70 persen.
“Dana Desa tahun 2022 di Boyolali rata rata menyerap anggaran sekitar 65-70 persen,” katanya saat Rakerda PPDI, Rabu (1/6/2022).
Meski anggaran dana desa dari pemerintah pusat tersebut bervariasi. Namun lanjut Dartono, rata-rata setiap desa menerima sekitar Rp800 juta.
“Sebagian besar dana desa diperuntukan pengembangan pembangunan infrastruktur, pengembangan kapasitas, ketahanan pangan, dan penanganan Covid-19 yang intinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Dalam Rakerda ini PPDI membahas terkait kebersamaan perangkat serta perkembangan situasi dan kondisi pada saat ini, selain juga menyikapi musyarawah PPDI sebelumnya atau 2019 yang lalu.
“Kami sudah sempat melakukan musyawarah pada tahun 2019, namun belum terealisasi semuanya. Makanya sekarang kami kembali melakukan musyawarah,” ucapnya.
Sementara, ketua DPRD Boyolali, Marsono yang juga hadir dalam acara tersebut mengapresiasi langkah PPDI dalam melakukan rekerda. Sebab, PPDI merupakan elemen yang penting. Dengan begitu, PPDI ini dapat membawa aspirasi para perangkat di Boyolali.
“Dengan adanya PPDI berarti aspirasinya betul betul terkumpul. Kami tidak perlu menampung aspirasi satu persatu dari perangkat,”kata dia.
Menurutnya, PPDI dan Apdesi tersebut merupakan bagian terdepan dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat di Boyolali.
“Kalau mereka guyub,kompak kesejahteraan juga kami berikan secara baik, sehingga mereka dapat memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat,”ujar dia.
Marsono juga mengatakan, bahwa serapan dana desa di Boyolali tertinggi se-Soloraya. Dan pertanggungjawaban dinilai juga cukup bagus.
“Yang saya tahu, serapan DD di Boyolali cukup tinggi di Soloraya. Dan dalam rapat komisi serapan DD cukup tinggi dan pertanggungjawabannya cukup bagus,” tandasnya. (Ags/Buz)
Load more