Semarang, Jawa Tengah - Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno mengungkapkan, kasus kecelakaan sepeda motor mayoritas dialami oleh sepeda motor bertransmisi otomatis dan engine brake yang kurang optimal dalam mengurangi kecepatan saat kendaraan melintasi turunan panjang.
Hal itu ia ungkapkan berdasarkan hasil survai Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) beberapa waktu lalu. Survai dilakukan sebagai peningkatan keselamatan pengguna jalan dan pencegahan kecelakaan pada ruas jalan Bandungsari – Salem (Gunung Lio), Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
"Hasil survai menyebutkan, selama kurang lebih satu tahun telah terjadi kecelakaan sepeda motor pada ruas Jalan Bandungsari – Salem (Gunung Lio) yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia dan 95 persen di antaranya menggunakan motor matic," jelas Djoko Setijowarno lewat keterangan tertulisnya, Sabtu (18/6).
Dosen Teknik Sipil Unika Semarang tersebut menambahkan, fenomena kecelakaan di jalan menurun tajam seperti pada ruas Jalan Bandungsari – Salem (Gunung Lio) Bumiayu, juga terjadi di beberapa tempat lainnya.
Kecelakaan sepeda motor khususnya sepeda motor dengan transmisi otomatis seringkali terjadi di beberapa lokasi di Jawa Timur, seperti di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Probolinggo, Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Ijen Banyuwangi, Pendakian Gunung Buthak Malang, dan Taman Wisata B-29 Lumajang.
"Di beberapa tempat tersebut, sebenarnya pemerintah daerah setempat telah memasang spanduk berisi larangan menaiki gunung menggunakan motor matic. Namun, pemasangan spanduk tersebut mendapat protes dari masyarakat yang menginginkan bepergian naik turun gunung menggunakan motor matic sehingga spanduk peringatan tersebut akhirnya terpaksa diturunkan," kata Djoko.
Ia menambahkan, KNKT telah mengimbau seluruh masyarakat agar tidak terlalu memaksakan kendaraannya dan menggunakan kendaraan sesuai dengan fungsi serta kemampuan yang dimiliki.
Load more