Pati, Jawa Tengah - Ratusan warga saling dorong berebut gunungan yang berisi hasil bumi dan buah-buahan pada tradisi sedekah bumi di Desa Jimbaran, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Sebelum menjadi rebutan warga, 2 gunungan hasil bumi dan buah-buahan tersebut diarak keliling desa, yaitu dari depan balai desa dan berakhir di Sendang Sumber Dodo yang merupakan sumber mata air untuk irigasi sawah.
Setelah diarak berkeliling desa sejauh 5 kilometer, gunungan tiba di Sendang Dodo tempat ratusan warga dari Desa Jimbaran dan desa-desa sekitar telah berkumpul sejak pagi hari.
Setelah didoakan oleh tokoh agama desa setempat, tanpa dikomando ratusan warga langsung merangsek maju berebut isi gunungan. Tak hanya orang dewasa, anak anak pun turut memperebutkan isi gunungan tersebut. Dalam waktu kurang dari 10 menit, 2 gunungan berisi hasil bumi, sayuran, dan buah-buahan tersebut ludes diserbu warga.
Salah seorang warga, Siti Aminah mengaku senang bisa mengikuti acara sedekah bumi dan mendapatkan hasil bumi yang diperebutkan, meski harus rela berdesak-desakan.
“Senang bisa ikut sedekah bumi. Sudah 2 tahun nggak ada acara kayak gini karena pandemi. Tadi, saya cuma dapat terong, Lombok, dan jagung. Nanti, saya bawa pulang dan dimasak biar berkah,” ucap Siti Aminah, Sabtu (18/6/2022).
Menurut Kepala Desa Jimbaran, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Sulistyo Agung, sudah dua tahun acara tradisi sedekah bumi berhenti karena pandemi Covid-19 dan hanya dilaksanakan secara sederhana.
“Acara sedekah bumi ini tiap tahun kita laksanakan, namun sudah 2 tahun berhenti karena pandemi. Tahun ini, kita laksanakan lagi dengan membuat gunungan hasil bumi warga setelah pemerintah memberi kelonggaran," Kata Sulistyo Agung.
Gunungan tersebut dibuat dari hasil bumi warga yang dirangkai dan dibentuk menjadi lima buah gunungan. Kemudian, gunungan dikembalikan lagi ke warga dengan cara diperebutkan. Tradisi sedekah bumi ini sebagai ungkapan wujud syukur warga kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah.
"Tradisi sedekah bumi ini dilaksanakan setahun sekali pada bulan apit atau bulan ke sebelas dalam penanggalan Jawa. Sedekah bumi digelar sebagai wujud syukur warga atas hasil panen yang melimpah dan dijauhkan dari mara bahaya atau bencana," imbuhnya.
Dengan acara ritual sedekah bumi, diharapkan terwujud gotong royong antara pemerintah desa dan warga dalam membangun desa. Selain itu, diharapkan pula agar desa menjadi tata tentrem karta raharja serta diberi hasil bumi yang melimpah. (Arm/Ard)
Load more