Semarang, Jawa Tengah - Pemerintah Kota Semarang berencana akan menaikan uang transport bagi ketua RT dan RW yang ada di Kota Semarang. Kenaikan uang transport ini rencananya akan direalisasikan mulai Januari tahun 2023.
Menurutnya, nominal sebesar Rp 1 Juta ini akan dibagi untuk Ketua RT/RW dan Sekretarisnya. Nantinya untuk ketua akan mendapat Rp 750 ribu dan sekretaris mendapat Rp 250 ribu.
"Tepatnya bukan honor tapi biaya transport untuk RT dan RW. Secara global kita anggarkan Rp 1 juta per RT dan per RW dan nanti akan dibagi untuk ketua dan sekretaris kurang lebihnya untuk ketua Rp 750 ribu dan untuk sekretaris Rp 250 ribu," kata Hendi, sapaan akrab Walikota Semarang, Kamis (7/7/2022).
Kenaikan uang transport ini nantinya akan dianggarkan pada APBD tahun depan. Jumlah RT di Kota Semarang sendiri ada 10.352 dari 177 Kelurahan. Sehingga anggaran yang akan dikeluarkan untuk uang transport RT sekitar Rp 10 Miliar.
"RW ada 1.500 an dan RT 10.500 an bisa dikalikan Rp 1 juta," ujarnya.
Nantinya dari uang transport yang didapatkan, mulai tahun depan juga akan dipotong iuran BPJS Ketenagakerjaan, yang rencananya akan diberikan juga kepada ketua RT dan RW.
"Kita juga akan lakukan sosialisasi kepada mereka untuk ikut dalam BPJS ketenagakerjaan sehingga dari jumlah tersebut akan dipotong sekitar Rp15 ribu - Rp 25 ribu per bulannya," jelasnya.
Sementara itu, Ketua RT 03 RW 09 Bringin Kulon, Kelurahan Tambak Aji, Kecamatan Ngaliyan, Sutikno mengaku senang dengan adanya kenaikan uang transport pada tahun 2023 mendatang. Bahkan ia berharap, kedepan uang transport yang diberikan kepada Ketua RT maupun RW bisa disamakan dengan UMR Kota Semarang.
"Wah senang sekali kalau bisa naik honornya, kalau bisa ya UMR. Tapi intinya saya ucapkan terimakasih kepada Pak Wali yang peduli dengan pengurus RT/RW," ujar Sutikno.
Senada, Sekretaris RT 03 RW 02 Kelurahan Lamper Kidul, Kecamatan Semarang Selatan, Tutuk Carito mengaku senang dengan adanya kenaikan uang transport dan juga meminta kepada Pemerintah Kota Semarang untuk bisa memberikan uang transport setara UMR.
Pasalnya, ia mengaku pekerjaan sebagai seorang ketua maupun sekretaris RT juga membutuhkan tenaga dan pikiran yang lebih. Namun dirinya bersyukur dengan adanya kenaikan uang transport yang semula ia terima sebesar Rp 150 ribu akan menjadi Rp 250 ribu pada tahun depan.
"Kami kan kerjanya juga melayani masyarakat, misalnya ada yang mau urus surat nikah, jual beli rumah, itu kan juga butuh tenaga," kata Tutuk.
Disinggung tentang potongan BPJS Ketenagakerjaan yang rencananya akan mulai dilakukan pada tahun depan, Tutuk menilai hal tersebut tidak perlu dilakukan. Pasalnya, rata-rata pengurus RT maupun RW sudah memiliki BPJS Ketenagakerjaan dari masing-masing perusahaan tempat bekerja.
"Kalau BPJS nya kan sudah dapat dari kantor, saya rasa gak perlu lagi," ungkapnya.(Dcz/Buz)
Load more