Batang, Jawa Tengah - Bumbu racik kini makin diburu kaum ibu, dalam memasak suatu hidangan. Kepraktisan adalah alasan utama, karena tak perlu repot menyiapkan bumbu-bumbu.
Pedagang bumbu giling, Zulfa Indra mengatakan, bumbu giling yang siap diracik beragam, tujuannya agar menghemat waktu dalam proses memasak.
“Ada bumbu cabai, bawang merah, kemiri, laos, kunyit dan jahe. Bumbu racik yang paling laku gulai sama rendang seharga antara Rp 5.000,00 takaran 1,5 ons dan Rp 27.000,00 takaran 1 kg,” kata Zulfa Indra, saat melayani pembeli, di Pasar Kabupaten Batang, Senin (11/07/2022).
Ia memastikan, penjualan bumbu giling tidak terpengaruh adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Soalnya ini kan kebutuhan warga setiap hari. Omset memang mengalami peningkatan dibandingkan hari biasa yang hanya Rp 800.000,00, sedang saat Iduladha mencapai Rp 2 juta per harinya,” jelasnya.
Bagi pembeli ada beberapa tips agar bumbu racik yang telah dibeli tahan lama.
“Begitu sampai rumah bumbu ditumis lalu disimpan dalam kulkas itu bisa tahan sampai sepekan. Kalau tidak ditumis bisa tahan sampai 4 hari,” terangnya.
Pembeli dapat memilih antara bumbu racik kemasan atau rumahan. Namun ia menyarankan, agar lebih memilih bumbu racik rumahan, karena rasa masakan akan lebih nikmat.
“Kalau bumbu racik kemasan cuma Rp2.000,00. Walaupun lebih murah, tapi kualitas rasanya masih kurang maksimal,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu pembeli, Evi seorang ibu rumah tangga, lebih memilih bumbu racik rumahan. Selain karena praktis, dari segi rasa masakan lebih meresap.
“Saya beli bumbu rendang sama cabai giling. Rencana mau masak daging kurban sapi 10 kilogram,” kata Evi.
Setiap harinya ia memang rutin membeli bumbu racik untuk kebutuhan memasak keluarganya.
“Saya lebih memilih bumbu racik rumahan karena lebih alami dan rasa masakannya lebih lezat, dibandingkan bumbu racik kemasan,” ujar dia. (Hhm/Buz)
Load more