Semarang, Jawa Tengah - Malam 1 Suro dimanfaatkan dengan berbagai kegiatan, salah satunya menjalankan tradisi atau budaya yang sudah dijalankan secara turun-temurun. Tetapi kebanyakan melakukan perenungan, semedi, dan hal-hal semacamnya.
Itulah Tugu Soeharto. Apakah ada hubungannya dengan Presiden RI ke 2 Soeharto? Iya, betul.
Tugiyo (65), warga sekitar bercerita, bahwa dulu lokasi sekitar sungai pernah menjadi persembunyian Pak Harto saat perang. Di situ pula Pak Harto sering melakukan kungkum (berendam) di pertemuan dua sungai.
"Dari cerita mbah-mbah saya, Semarang itu daerah pertempuran antara tentara Indonesia dengan Belanda. Waktu itu Pak Harto masih mayor kalau tidak salah. Atau letkol ya? Nah, salah satu tempat persembuyiannya ya di lokasi itu. Dulu masih hutan lebat. Belum ada tugunya," jelasnya.
Ia menambahkan, kungkum yang dilakukan Pak Harto diajarkan oleh guru spiritualnya yaitu Pak Harto saat dinas militer di Jawa Tengah, yaitu Romo Diyat. Romo Diyat punya perguruan yang pada saat itu padepokannya ada di tepi sungai Kaligarang.
"Romo Diyat itu punya padepokan kejawen. Salah satu muridnya ya Pak Harto itu. Dan suatu saat, ketika kungkum Soeharto pernah menancapkan tongkat tepat di titik pertemuan arus sungai. Ketika Soeharto kemudian menjadi presiden, tempat di mana ia melakukan ritual dibangun monumen berbentuk tugu, bertuliskan 1 Oktober 1965," ungkapnya.
Load more