"Jangan ada lagi yang memisahkan diri seperti dahulu Timor Timur. Kemudian sekarang di Papua juga lagi kisruh ada KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata)," sambungnya.
Untuk pemilihan warna, dia hanya mengambil warna merah saja karena merah memiliki filosofi berani.
"Saya hanya produksi warna merah saja yang memiliki makna berani. Tidak ada warna lain," ujarnya.
Said mematok harga batik kreasinya itu senilai Rp 175 ribu. Sejauh ini, peminatnya berasal dari Kudus, Jakarta, Bali dan beberapa daerah di Pulau Kalimantan.
Selama dua pekan produksi, setidaknya Said mampu menjual sebanyak 1.000 buah. Nantinya, setelah bulan Agustus tahun ini dia akan berhenti produksi.
"Setelah Agustusan saya tidak produksi lagi karena momennya sudah selesai. Yang mau pesan bisa via laman Instagram di akun @batikkudussekarjagad atau dapat datang langsung ke toko,” pungkasnya. (gml/nsi)
Load more