Semarang, Jawa Tengah - Nur Rahman, warga Cilacap Jawa Tengah, berdiri berbaris bersama puluhan pelaku penyelewengan bahan bakar minyak (BBM) dari berbagai daerah. Mereka dikumpulkan oleh Kapolda Jateng di halaman Mapolrestabes Semarang, Senin (5/9/2022). Ada 66 orang yang diciduk polisi akibat melakukan perbuatan penyelewengan BBM, dari penimbunan solar hingga memalsukan BBM bersubsidi pertalite menjadi pertamax.
Caranya?
"Jadi kuncinya di serbuk pewarna. Kalau bau kan bensin itu hampir sama ya. Maka Pertalite saya beri campuran serbuk pewarna sehingga menjadi biru persis seperti warna Pertamax. Satu jeriken itu cukup satu sendok makan bubuk saja," jelas Nur.
Untuk bisa mendapatkan Pertalite yang sebenarnya tidak boleh dibeli dengan jeriken, maka ia mengaku kongkalikong dengan operator SPBU. Harga pertalite (sebelum naik) Rp7.650, ia berani beli Rp9.000. Selain itu,ia juga memberi tip kepada operator Rp5.000 per jeriken.
"Ambilnya siang. Sehari bisa 15 jeriken masing-masing 33 liter. Ya biar lancar kita kasih lah operatornya itu lima ribu rupiah per jeriken. Lalu saya angkut pakai motor," ungkapnya.
Ia menambahkan, setelah Pertalite ia kasih pewarna jadi mirip Pertamax, kemudian ia jual ke pengecer di kampung-kampung dengan harga antara Rp11.000 hingga Rp11.500 per liter
"Nanti kan mereka pengecer jualnya bisa untung lebih banyak daripada beli Ppertamax asli di SPBU. Kalau saya untungnya di selisih 9 ribu ke 11 ribu itu," kata Nur.
Aroma aksi Nur Rahman kemudian tercium petugas Polres Cilacap. Ia diciduk bersama beberapa orang lainnya yang juga melakukan hal yang sama.
"Gimana? Kapok nggak sekarang?" tanya Kapolda Jateng kepada Nur.
"Kapok pak, kapok pakai banget," jawab Nur sambil menunduk.
Selain Nur Rahman, ada 65 orang lainnya yang dikumpulkan di Mapolrestabes Semarang. Mereka adalah pelaku penyelewengan BBM yang diamankan oleh petugas masing-masing Polres di Jawa Tengah. (tjs/act)
Load more