Dari berbagai tempat yang berbeda-beda, cara yang berbeda-beda, kebudayaan yang berbeda, dan ekosistem yang berbeda, memiliki satu komitmen memastikan bumi lestari dengan menggunakan segala perangkat kebudayaan yang dimiliki baik ekspresi, organisasi, pikiran maupun praktik untuk kepentingan itu.
Sementara itu, Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Judi Wahjudin mengatakan, semua ide dan praktik yang telah dihasilkan akan dihadirkan dalam sebuah wadah permufakatan masyarakat, yakni Pekat Budaya yang diselenggarakan pada 8-10 September 2022.
Kegiatan ini mempertemukan perwakilan dari setiap pelaku prakarsa budaya untuk hidup berkelanjutan yang dilaksanakan secara paralel di tiga desa di kawasan Borobudur, yakni Karangrejo, Karanganyar, dan Wanurejo.
Pekat Budaya adalah program pendukungan Direktorat Jenderal Kebudayaan yang menyajikan beragam aktivitas budaya seperti seminar, diskusi informal, workshop, pameran, dan pertunjukan.
Pekat Budaya sekaligus menjadi ruang temu para stakeholder dan pelaku budaya untuk saling berdialog memberikan pandangan tentang "Kebudayaan untuk Kehidupan yang Berkelanjutan".
Forum musyawarah kolektif yang mempertemukan pelaku budaya, akademisi, dan warga desa ini diharapkan dapat menciptakan pesan kunci rumusan “Amanat Borobudur” yang akan disampaikan pada pertemuan tingkat menteri negara-negara G20 pada tanggal 13 September 2022. (hw/mut)
Load more