Banjarnegara, Jawa Tengah – Tak hanya sekedar belajar ilmu agama dan mengaji saja. Sekelompok santri di SMK Al-Fatah Banjarnegara, Jawa Tengah melakukan inovasi dibidang teknologi yang terbilang cukup bermanfaat bagi warga yang tinggal di daerah rawan bencana tanah longsor. Yakni memodifikasi sebuah alat deteksi dini tanah longsor manual menjadi alat deteksi versi digital.
Menurut salah satu tim teknisi SMK Al-Fatah, Singgih, alat deteksi dini tanah longsor ini awalnya diciptakan oleh tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, namun sistem kerjanya masih terbilang manual yakni alat pendeteksi ini akan mengeluarkan suara sirine sebagai tanda bahaya kepada warga jika terjadi pergerakan tanah.
“Kabupaten Banjarnegara menjadi salah satu daerah yang rawan longsor di Indonesia, oleh karena itu kita berkolaborasi dengan ELWASI (Early Warning System) BPBD Banjarnegara untuk mendigitalisasi data, dimana alat yang sebelumnya manual bisa kita kolaborasikan dengan internet,” ujarnya saat ditemui di laboratorium SMK Al-Fatah, Sabtu (22/10/22).
“Sebelumnya alat ini masih manual. Jadi ketika ada pergerakan tanah sirine akan berbunyi. Tetapi suara sirine kan terbatas,” lanjutnya.
Dengan menggunakan sistem kerja sensor ultrasonik, alat tersebut akan mengirimkan tanda-tanda pergerakan tanah melalui telepon genggam. Sehingga tidak hanya warga sekitar yang mengetahui ada pergerakan tanah, namun juga warga luar desa maupun pihak-pihak lain bisa ikut memantau pergerakan tanah.
“Dengan dikirim melalui handphone ini akan memudahkan warga yang tinggal jauh dari titik pemasangan alat ini. ataupun pihak-pihak terkait bisa juga ikut memantau,” paparnya.
Load more