Boyolali, Jawa Tengah – Harga kedelai yang sudah menembus harga Rp14.300 per kilogram membuat para perajin tahu dan tempe di lereng Gunung Merbabu di wilayah Dukuh Gilingan Lor, Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Boyolali, Jawa Tengah juga ikut menaikan harga jual tahu dan tempe.
Salah satu perajin tahu, Suwarno mengatakan harga kedelai yang naik menjadi Rp14.300 per kilogram membuatnya dirinya harus terus memutar otak. Jalan terakhir ia terpaksa juga menaikkan harga tahu yang dijualnya.
“Kalau diperkecil masih bisa, kami perkecil, kalau sudah tidak bisa, ya harus mengikuti harga bahan pokok,” katanya, Rabu(23/11/2022).
Suwarno menjelaskan sebelumnya, satu kotak tahu isi 100 potong seharga Rp50.000, kemudian saat ini menjadi Rp60.000 per kotak. Kalau eceran, kata Suwarno, bisa sampai Rp750 per biji.
“Dulu kalau eceran perbiji hanya Rp400 terus naik menjadi Rp600 dan ini kita naikan lagi menjadi Rp750,” ucapnya.
Suwarno berharap agar masalah harga kedelai di Boyolali ditangani oleh pemerintah secara serius.
“Selaku penjual tahu, karena bahan baku utama kami adalah kedelai, akhir-akhir ini kenaikan harga sangat signifikan, jadi bagaimana agar harga stabil,” katanya.
Sementara hal yang sama di katakan Sriyanta yang sudah menekuni usaha pembuatan tempe sejak 2020, ia mengaku situasi saat ini adalah yang paling berat karena kenaikan harga kedelai secara terus menerus. Berbagai cara juga telah di lakukan untuk menyiasati dari memperkecil ukuran dan juga menaikan harga.
“Harga tempe saya naikkan, tapi untuk ukuran juga saya buat menarik juga, saya lebarkan dan saya panjangkan,” katanya.
Harga tempe yang sebelumnya dijual hanya Rp2.000, kemudian naik menjadi Rp2.500. Sriyanta mengatakan harga kedelai satu kilonya mencapai Rp14.300, sementara harga awal saat ia usaha tempe hanya Rp9.000 per kilogram, pada 2020.(Ags/Buz).
Load more