Semarang, Jawa Tengah - Pemerintah Kabupaten Semarang terus mendorong program pemurnian tanah pertanian dengan mulai mengurangi penggunaan pupuk kimia dan menggantinya dengan pupuk organik.
" Ini terus kita dorong dimana pada masa panen sebelumnya digunakan 250 kilogram pupuk kimia untuk 1 hektar. Kemudian saat ini turun menjadi 130 kilo untuk 1 hektar, ini artinya sudah ada penurunan penggunaan pupuk kimia sebanyak 120 kilogram. Dan diganti dengan pupuk organik," jelas Ngesti Nugraha.
Dikatakan juga oleh Ngesti, diharapkan untuk panen selanjutnya bisa terus dikurangi penggunaan pupuk kimia dan diganti dengan pupuk organik. Sehingga tanah semakin bagus dan semakin gembur.
" Dengan pemurnian tanah, hasil pertanian akan menjadi organik. Ini meningkatkan nilai jual, jika padi biasa per kilo Rp 10.000, yang organik bisa Rp 15.000. Diharapkan dengan hasil yang baik, minat bertani kembali tumbuh," paparnya.
Selanjutnya Ngesti juga mengatakan bahwa saat ini teknologi pertanian sudah cukup maju dan bisa membantu para petani untuk lebih meningkatkan hasil produksi pertanian.
" Dengan bantuan alat pertanian modern, untuk menanam padi seluas satu hektare hanya membutuhkan waktu selama empat jam. Padahal kalau dengan metode manual membutuhkan waktu setidaknya dua hari," imbuhnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang Wigati Sunu mengatakan total luas lahan pertanian saat ini sekira 44.371 hektare. Dari luasan tersebut, realisasi luas tanam mencapai 42.197 hektare.
"Meski saat ini sedang cuaca ekstrem dan ada beberapa yang banjir, tapi tidak ada yang gagal panen. Kami imbau untuk
petani waspada adanya hama dan penyakit yang kemungkinan muncul dan selalu mengecek saluran drainase maupun tanggul," jelasnya.
Ketua Kelompok Tani Makmur 1, Imroni mengatakan, dari demplot sawah seluas satu hektare kelompoknya mampu meraup keuntungan sekitar Rp 21 juta lebih untuk masa tanam 105 hari.
"Ini hasil yang cukup baik," ujarnya. (Abc/Buz)
Load more