Jawa Timur, tvOnenews.com – Belum lama ini Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis data terkait kasus diabetes pada anak, yang meningkat 70 kali lipat sejak 2010. Peningkatan tersebut terjadi karena tingkat diagnosis dini yang semakin tinggi dan faktor genetik.
Terlepas dari itu, konsumsi gula dan garam pada anak tidak secara langsung dibatasi dan diatur melalui perundang-undangan. Meskipun demikian, Dominikus Raditya Atmaka SGz MPH Ahli Gizi Universitas Airlangga (Unair) menjelaskan cara mencegah diabetes pada anak.
“Kasus diabetes pada anak akhir-akhir ini memang semakin banyak. Namun kasus kejadian diabetes pada anak didominasi Diabetes Melitus tipe 1 yang biasanya diwariskan secara genetik atau inborn metabolic error bukan karena faktor lifestyle,’’ ungkap Domi.
Hal itu tentu saja berbeda dengan Diabetes Melitus (DM) tipe 2 yang banyak terjadi pada dewasa, sebab pola hidup yang buruk. Dalam hal ini Permenkes Nomer 30 tahun 2013 pun telah mengatur anjuran konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) per hari pada dewasa. Yakni G4-G1-L5 yang artinya 50 gram gula (4 sendok makan/hari), 5 gram garam (1 sendok teh/hari), dan 67 gram lemak (5 sendok makan/hari). Lantas bagaimana anjuran konsumsi gula yang disarankan untuk anak-anak?
Sebagai informasi batasan anak-anak yakni sebelum dimulainya masa pubertas atau kurang lebih berakhir di usia 13-15 tahun. Selanjutnya, Dominikus mengatakan meski gula dan garam tidak diatur dalam perundang-undangan. Namun, tetap ada batasan konsumsi natrium dan karbohidrat sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG).
“Jika mengonsumsi berlebihan pasti akan ada efeknya ke depan seperti obesitas, hipertensi, dan lain-lain,” jelasnya.
Tak dipungkiri pula, anak-anak memiliki kebutuhan mengonsumsi Air Susu Ibu (ASI) maupun Susu Formula (Sufor) yang mengandung beberapa jenis gula seperti laktosa, fruktosa, glukosa. Domi mengimbau orang tua untuk memberikan sufor yang sesuai dengan kebutuhan pasien diabetes pada anak.
“Terutama untuk kadar gula sederhana yang ditambahkan atau dicampurkan dalam Sufor maksimal 5 persen. Selain itu perlu diatur jumlah konsumsi kalori harian supaya tidak membuat kadar gula darah meningkat terlalu drastis,’’ papar spesialis gizi klinis dan pengembangan produk makanan itu.
Sementara, untuk anak dengan Diabetes Melitus tipe 1, salah satu pengobatan yang diberikan adalah suntikan insulin. Selain itu juga tetap mengatur pola makan supaya bisa menjaga kadar gula darahnya tetap stabil.
Dosen Gizi Unair itu menambahkan, jika tidak menjaga jadwal, jumlah dan jenis (3J) makanan minuman yang dikonsumsi, bisa berakibat hipoglikemia yakni kondisi ketika kadar glukosa alias kadar gula darah berada di bawah angka normal. (msi/ree)
Load more