Bojonegoro, Jawa Timur - Miris, warga dua desa di Kabupaten Bojonegoro, terpaksa menggunakan jembatan gantung yang nyaris putus akibat tergerus arus deras Sungai Pacal, termasuk dimakan usia. Sementara untuk kendaraan bermotor terpaksa harus memutar dengan jarak tempuh 4 kilometer.
Salah satu tali jembatan gantung putus membuat badan jembatan miring dan tidak dapat dilewati. Meski kondisi mengkhawatirkan, bagi warga yang jalan kaki butuh ke tetangga seberang nekad menyeberangi jembatan dengan memegang tali jembatan.
“Jembatan ini mengalami kerusakan sejak tiga hari lalu, ” ungkap Sari Effendi (48), warga setempat.
“Dan rusaknya jembatan ini juga karena longsor, selingnya putus sehingga jembatan menjadi miring,” lanjut Sari Effendi.
Saat ini jembatan sudah ditutup dan diberi tulisan jembatan rusak, warga terpaksa harus mencari jalan alternatif lainnya dengan jarak tempuh 4 kilometer. Jembatan gantung yang berada di Desa Sudodadi, Kecamatan Sukosewu, yang menghubungkan dengan Desa Ngadiluhur, Kecamatan Balen ini dibangun sejak tahun 2000 dengan panjang 52 meter lebar 2 meter.
Sementara itu, Kepala Desa Sidodai Doni Prasetion mengatakan pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut ke pemerintah setempat. Warga sangat berharap segera ada perbaikan dilakukan karena jembatan tersebut agar akses utama dua desa di dua Kecamatan berjalan normal.
“Kemarin kita sudah sampaikan dan ada survei dari pihak terkait,” ujar Kades Doni. Pihak desa sempat mau memperbaiki namun ternyata kerusakannya parah, sehingga kami sangat mengharap untuk ditangani pemkab,” lanjutnya.
“Karena jembatan ini akses utama warga di Desa Ngadiluhur, dan Desa Sidodadi dan sekitarnya, kami harap penanganannya bias lebih cepat,” tandasnya. (dra/hen)
Load more