Menurut Dadi, selama ini Kades Tulungrejo sudah meredam, agar gejolak tersebut tak sampai terjadi. Untuk mengembangkan Coban Talun, menurutnya perlu digarap bersama, sehingga tak dikerjakan secara individu seperti saat ini.
"Kalau sistem pengelolaan masih seperti saat ini, yang rame ya rame, yang mati ya semakin mati. Pemberdayaan tidak ada," tegasnya.
Kepala Desa Tulungrejo, Suliyono menyampaikan, apabila permintaan tersebut dikabulkan oleh Perhutani. Di tahun pertama pembenahan Coban Talun, pihaknya telah menyiapkan anggaran Rp500 juta.
"Tahun ini Rp500 juta. Tahun 2024 bisa sampai Rp2 miliar anggaran yang kami siapkan untuk perbaikan Coban Talun. Pembangunan akan terus kami lakukan secara bertahap," kata dia.
Sementara itu, salah satu pedagang di Coban Talun, Sunar menyampaikan, banyak warung-warung yang sudah tutup. Mereka sudah tutup sejak lama. Bahkan pada hari Sabtu-Minggu pedagang lain sudah tidak tertarik membuka lapaknya karena sepinya pengunjung Coban Talun.
"Di Coban Talun ada sekitar 50 warung. Namun yang buka tidak sampai 10 warung. Padahal dulu sekitar 5 tahun lalu, kami beli warung itu dengan harga Rp10 juta," pungkasnya. (eco/hen)
Load more