Tuban, Jawa Timur - Puluhan warga di Desa Ngino, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, berdesakan beradu tangkas, merebut aneka buah dan sayur hasil panen petani setempat. Aneka buah yang dibentuk seperti gunungan berisi pisang, nanas, terong, kacang kulit, polo pendem, serta aneka sayuran itu, dijadikan rebutan menandai dimulainya tradisi ritual ‘keleman’, yang digelar di lokasi wisata Sendang Asmoro Desa Ngino.
Ritual diawali dengan mengarak gunungan setinggi 3 meter, keliling desa menggunakan tandu. Arak-arakan yang diikuti oleh pejabat pemerintah desa, tokoh masyarakat dan warga, dimulai dari kantor balai desa menuju sumber mata air Sendang Asmoro, yang berjarak sekitar satu kilometer.
‘Keleman’ adalah tradisi bagi petani di desa setempat, yang dikhususkan untuk tanaman padi, sebagai tanda sebentar lagi saatnya dilakukan panen raya, yang disering disebut warga, ‘ngrujaki’ padi.
“Tujuan dilaksanakannya keleman adalah sebagai bentuk perwujudan rasa syukur petani, atas semua anugerah yang diberikan yang Maha Kuasa, dengan harapan hasil panen bisa berlimpah,” jelas Wawan Hariyadi, Kepala Desa Ngino.
“Kegiatan Keleman kali ini, tahun ini ada tambahan konsep berupa kirab gunungan, dengan rute lebih panjang. Hal ini dilakukan dengan maksud sebagai bentuk dukungan Wisata Sendang Asmoro dengan atraksi budaya,” lanjutnya.
Selain mengarak gunungan buah dan sayur, warga juga membawa makanan khas yang dibuat sendiri yang mereka sebut jajanan pleret (jajanan dari tepung berbentuk menyerupai ulat).
Adapun makanan-makanan tersebut, sebagai simbol hama tanaman yang bisa dianalogikan sebagai bentuk pengendalian, terhadap hal-hal yang mengganggu agar panen petani dapat sukses dan melimpah.
Puncak ritual keleman ini, ditutup dengan doa yang dipimpin tokoh masyarakat desa, dan selanjutnya makanan yang dibawa warga sebagai sedekah dimakan bersama warga dan pengunjung wisata. (htn/hen)
Load more